Wednesday, September 30, 2009

jadi, apa yang kau pilih?

Dia masih menanti datangnya keajaiban
Di satu episode hidupnya

Keajaiban untuk memilih

Apakah dia akan kembali?
Ataukah lebih baik menyudahi semuanya?

Tapi
Siapa yang tahu
Bahwa esok kabut turun lebih tebal lagi?

_ough...speechless_




nb: didedikasikan untuk seorang teman, "just believe, the best gift from Alloh... kamu tidak sedang menunggu untuk menyerah, bukan?"

-jadi, kau pilih yang mana? aq percaya pada 'pilihanmu' :-)

Tuesday, September 29, 2009

CATATAN HATI 3

Alloh,
Kenangan itu memang terlalu pahit
Bahkan untuk dilupakan
Saat coba disingkirkan
Dia selalu datang
Dan datang lagi
Seperti air yang melebihi batas normalnya
Hingga membanjiri seluruh kanal hati
Dan aku hanya bisa menangis perih
Kenangan, kenangan, kenangan
Hanya itu yang aku punya ...

CATATAN HATI 2

Duhai Pemilik Hati,
Baru kusadari betapa ringkihnya sebuah hati
Hanya satu panah cupido evil
Membuat sebuah lubang di hati
Ajari aku bagaimana mencabut panah cupido
Agar lubangnya tak bertambah besar
Jangan biarkan busurnya mengarahkan anak panahnya lagi
Tepat di jantung hati
Karena hati takut tak bisa mengelak lagi
Kumohon ...

CATATAN HATI 1

Alloh,
Apakah salah jika hati ini mengarah pada selain-Mu?
Apakah salah jika hati ini mengharap pada selain-Mu?
Aku ingin tahu jawaban sejujurnya
Apa boleh, Alloh?
Karena aku terlanjur membuat noda di hati ini
Dan aku tak tahu, apa masih boleh aku membersihkannya
Aku hanya ingin terlanjur cinta pada-Mu
Pada-Mu ...

Alloh,
Aku takut buruknya hati ini memberi efek pada arah kehidupanku selanjutnya
Tapi apa menyukai seseorang itu menandakan buruknya hati?
Bukan kukira
Adalah hak tiap manusia untuk melabuhkan hatinya pada seseorang
Dan apa aku juga punya hak untuk melabuhkan hatiku pada sebuah dermaga bernama cinta?
Aku hanya masih ragu,
Apa ini benar?

Solo, 23 Februari 2009

Selayang Ku Pandang; Antara Rumah dan Kampus

-Life goes on as usual, seeking for you when you live like the wind ..... My heart, is like that wind-

Curhat onlen deh ... huhuhu ^^
Ada yang bilang seperti ini:
BIASANYA KONDISI DI RUMAH TIDAK SENYAMAN DI KAMPUS
Bagiku, kata-kata itu terasa asing dan sangat membuatku tidak nyaman. Selama ini sering aku berpikir, kenapa sih RUMAH selalu diinterpretasikan sebagai tempat tidak nyaman dan selalu menjadi alasan kenapa banyak orang harus segera menjejakkan kaki kembali ke kampus??

RUMAH ....???
Pliss deh!
Tempat asa kita bermula, menuai rasa ... merasakan kehangatan peluk seorang bunda, kasih seorang ayah dan taburan cinta our brother-sister.

Heran dengan beberapa orang yang ingin segera kembali ke kota lain (kampus, red) karena merasa tak nyaman di rumah. Apalagi dengan kondisi keluarga yang masih ammah (bahasa tingkat tinggi banget nggak sih??) dan merasa belum terpahamkan akan dakwah. Yang belum terkondisikan untuk selalu sholat berjama’ah, wiridan ma’tsurat, tilawah setiap saat, atau ekstrimnya ruhiyah masih nol besar (apaan sih), yang masih jauh dari kesan keluarga Islam(i). Pemikiran apaan kayak gini??

Kalau kondisi rumah yang kurang terasa nyaman seperti itu, kenapa pula nggak coba memperbaikinya? Kenapa nggak coba mengkondisikan secara pelan rumah kita (keluarga kita) agar menjadi keluarga muslim yang “sehat”? Kenapa malah harus “lari”, ingin segera kembali ke kampus (yang katanya banyak memiliki energi ruhiyah yang cukup besar, siapa pula yang bilang)?

Bukan menyalahkan, hanya menyayangkan pemikiran seperti itu.

Rumah dan Kampus.

Kampus?
Masihkah jadi tempat ternyaman, dengan segala hal yang terjadi di dalamnya?
(kurasa tidak)

Rumah?
Akan selalu jadi tempat ternyaman untuk kembali, apapun yang sedang terjadi di dalamnya.
(yakin, iya!)

RUMAH, adalah tempat ternyaman ..... apapun kondisi penghuninya.
Ketika ruhiyahnya sedang menurun, ayo dong perbaiki sama-sama, bukan malah meninggalkan! Apa artinya kita “sukses” (dengan “karir dakwah” di kampus), kalau ternyata RUMAH (tempat kita mengerti apa itu “cinta” untuk pertama kalinya ) yang kita huni malah membuat kita tak nyaman tinggal di sana.

Hope: Rumahku akan menjadi istana ku di dunia dan akhirat. Ayah, Bunda dan adik-adikku tersayang, ayo kita bangun sama-sama “rumah” kita ini agar kelak menjadi “istana” di surga-Nya. amin

Ah .. aku ingin lebih lama tinggal di “rumah”ku, sebelum aku bisa membuat “rumah” sendiri.
_aku hanya penduduk bumi ..... no offense, biarkan aku dengan pemikiranku ini_

Tuesday, September 15, 2009

Sebuah Legenda; Cangkir dan Poci-nya

Mungkin belum saatnya

Cangkir disandingkan dengan Poci..

Bukan karena si Cangkir terlalu cantik untuk si Poci,
Bukan pula karena si Poci terlalu tinggi untuk si Cangkir...

Bukan itu,

Hanya saja, mungkin butuh waktu agar si Poci bisa menuangkan air teh-nya ke dalam Cangkir dengan penuh cinta,
mungkin butuh waktu pula bagi si Cangkir untuk menerima semua yang tertuang dari si Poci, entah manis atau pahit...

Ah, ini yang namanya belum berjodoh!

Cangkir dan Poci, kelak kan bertemu lagi.
Mungkin saja!

Perlihatkan apa yang kamu bisa!

Kamu sudah susah payah datang ke sini.

Kuberi kamu kesempatan.

Kira-kira sejauh apa kamu bisa mengagetkanku.

Aku tak akan lari atau sembunyi.

Silakan saja kalau mau 'balas dendam'.

Kuberi tahu, kamu tak akan bisa melukaiku sekeras apapun kamu berusaha.


-hmm, show me the meaning of being lonely ... Backstreet Boys banget seh-

Karena itu ...

Begitu mudahnya kau melupakan masa lalumu

Entah kenapa malah membuatku sulit menerima

membuatku takut

ketika akhirnya nanti

aku akan menjadi bagian dari masa lalumu

Kalau boleh, aku ingin tetap mencintaimu seperti dulu

Ketika aku datang dengan derai air mata ...
Pada seorang yang sangat kusayangi, padamu!
Tiba-tiba
Kau bilang
“Memangnya hanya kau saja yang punya masalah?”
“Selalu tentang kau, bukan?”
“Semoga kau bisa menikmati masalahmu yang lebih besar dari siapapun sendirian!”
Dan kau berlalu dari hadapanku
Bayangmu pun tak mau menengok padaku
........
Aku luruh dalam tangisku
........
Jadi ini?
Seolah kau berkata, “Aku muak mendengar ceritamu”
Dan aku kecewa
Kecewa dengan diriku sendiri
........
Maafkan aku, sungguh ....
Mungkin aku teman terjahat yang selalu merengek padamu
Tanpa pernah mau mendengar rintihanmu
Maaf
Bisakan kita tetap bersahabat?
Maukah?
Kalau boleh, aku ingin menghapus air matamu
Kalau boleh, aku ingin meminjamkan bahuku untuk tempatmu bersandar
Kalau boleh, aku ingin tetap berjalan di sampingmu
Kalau boleh, aku ingin tetap mencintaimu seperti dulu
Hanya itu
Kalau kau mengizinkan
Hanya
Andai saja ada kesempatan kedua ...
-untuk seorang teman, maaf-