Sunday, March 7, 2010

untuk adikku



--Agie, Anis, Fathiya--

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan segenap cinta, kukirim sebuah rasa untuk adik-adikku tercinta
Rindu kutulis rangkaian kata ini untuk kalian.
Rindu aku padamu, adik-adikku.

Satu purnama telah lewat dengan rindu membuncah langit biru, menyapamu.

Adik-adikku,
Aku bukanlah perempuan seistimewa Khadijah
Aku juga bukan perempuan secerdas Aisyah
Aku juga bukan perempuan secantik Balqis
Aku juga bukan perempuan sekuat Sarah

Aku hanya seorang perempuan biasa
Bahkan mungkin sangat biasa
Jauh dari apa yang bisa kalian sebut dengan bilangan sempurna
Aku hanya pernah diajari
Bahwa kita -perempuan- didoktrin untuk selalu kuat, dalam segala hal
Bahkan lebih kuat dari lelaki

Maka kupinta dengan segenap rasa cinta
Dan ketulusan hati seorang kakak
Ambillah yang baik dari yang pernah kalian lihat padaku
Lalu buanglah jauh yang seharusnya tak pernah kalian lihat dalam diriku
Karena aku bukan malaikat, dik.

Adik-adikku,
Dua puluh tiga tahun menjadi seorang kakak
Adalah hal terberat sepanjang kuukir usia bersama kalian
Karena aku teramat sangat takut
Jika ternyata tak satupun teladan telah kuberikan pada kalian
Jika ternyata kubawa kalian ke jalan yang aku pun sama sekali tak menginginkannya
Maka maafkanlah aku, kakakmu yang hanya manusia biasa
Dan tegurlah jika kalian (memang) tak suka

Adik-adikku,
Aku sangat tahu bahwa
Suatu saat kalian akan menjadi tumbuh dewasa
Suatu saat kalian (mungkin) akan berubah
Suatu saat kalian pun akan punya kehidupan sendiri
Bahkan aku sangat tahu bahwa, lebih tepatnya merasa yakin
Suatu saat kalian (mungkin) tak lagi mempunyai waktu untuk sekedar bercanda denganku

Tapi aku ingin, sangat ingin
Melihat kalian menjadi tumbuh dewasa dalam cintaNya
Mendoakan kalian agar senantiasa terjaga dalam kebaikan
Melepaskan kalian saat kalian telah mampu menentukan hidup kalian sendiri
Saat kalian telah mampu bertanggung jawab atas diri kalian

Adik-adikku,
Maukah kuberi tahu sesuatu?
Di rumah, dalam pelukan cinta Bapak-Ibu
Kita menemukan nikmat Alloh yang tak berbataS
Disanalah tempat kita paling aman
Dan nyaman
Karena jika kalian tahu bahwa
Selangkah kaki kalian melewati pintu rumah kita
Kalian akan temukan kehidupan yang teramat menyilaukan dan
Terkadang membutakan mata hati
Maka sederhana saja,
Jagalah diri kalian dengan sebaik-baiknya
Seperti yang pernah Bapak-Ibu amanatkan pada kita masing-masing

Adik-adikku,
Jika suatu saat aku dibawa pergi (jauh) oleh seseorang
Jika suatu saat aku tak lagi bisa sekedar menikmati angin sore bersama kalian
Jika suatu saat aku tak lagi bisa mengelus punggung kalian
Jika suatu saat aku tak lagi bisa memarahi dan mencubit kalian
Jika suatu saat aku tak lagi bisa mendekap kalian dengan mesra
Jika suatu saat aku tak lagi bisa menjadi sandaran kalian
Jika suatu saat aku tak lagi bisa menjaga kalian
Jika suatu saat aku benar-benar tak bisa lagi hanya sekedar mengucap salam pada kalian

Maka kupinta (lagi)

Tetaplah kalian berpegangan erat
Tetaplah kalian saling menjaga dalam kebaikan
Tetaplah kalian gagah dan tangguh, segagah Al Khansa dan setangguh Asma
Tetaplah kalian menjadi adik-adikku yang kubanggakan

Adik-adikku,
Belajarlah dari setiap yang kalian temui
Belajarlah menikmati apapun yang menimpamu seperti kalian nikmati siang dan malam
Belajarlah dari rasa sakit dan cinta
Karena merekalah yang akan mampu mengarahkanmu
Untuk tumbuh dan berkembang di jalur yang benar

Adik-adikku,
Maafkan jika si sulung ini tak sehebat yang kalian bayangkan
Maafkan jika si sulung tak sesempurna yang kalian harapkan
Maafkan jika si sulung tak menjadi teladan baik untuk kalian
Semoga Alloh senantiasa menjaga kalian dalam kebaikan
Dan semoga Alloh berkenan mengumpulkan kita di surga-Nya kelak
Semoga ...



Salam penuh harap dan cinta,


Kakakmu
(yang menanti di ujung rindu penuh haru, pergiku tak lama ... nantikan kembali kan kurengkuh kalian dalam cinta)


Surakarta, 8 Maret 2010
Alloh, kutitipkan penjagaan ketiganya
Kepada-MU

Thursday, March 4, 2010

me-manja-kan


Dia anak saya.
Saya sakit ngelahirin dia.
Jadi kalau saya mau manjain dia, itu hak saya!

kata-kata diatas adalah salah satu cuplikan kata seorang Ibu dari film "IKHSAN: Mama I Love You", yang membuat saya banjir air mata.

Saya jadi ingat Ibu saya.
Bagaimanapun jeleknya, bodohnya, seburuk-buruknya, selemah-lemahnya seorang Anak, maka Ibu tetaplah Ibu. Malaikat bumi yang akan selalu melindungi anaknya.

Sembah sujudku untukmu, Ibu.

Tuesday, March 2, 2010

memaafkan = melupakan, begitukah?

sejahat
apapun
dan
bagaimanapun
seseorang
terhadap
kita,

ternyata
kita
masih
memaafkannya
tapi
tetap
tak
bisa
melupakan
apa
yang
telah
dilakukannya
pada
kita.

lalu,
apakah
itu
artinya
sama
dengan
kita
belum
bisa
memaafkan
orang
itu
sepenuhnya?


karena, memaafkan lebih mudah daripada melupakan.

begitukah?

Monday, March 1, 2010

cuek = bebek

tetaplah seperti dirimu

meski (mungkin) kau sudah tahu
tapi bisakah kau berpura-pura?

tetaplah seperti dirimu
yang biasa

seperti dirimu
yang selalu acuh pada orang asing

aku menyukai ini

teruslah acuh
teruslah tak peduli
teruslah melenggang
teruslah berlalu
tanpa menengokku
sekalipun

dan teruslah (berpura-pura) tak (mau) tahu

karena aku adalah asing
bagimu

lebih baik begini,
bukan?



*jangan ubah yang sudah ada, biar asing tetap asing*