Friday, April 30, 2010

^pengen cuek^

Alloh,


ehmm ...

anuu ...

eengg ...


Boleh nggak, untuk sekali ini saja
Aku pengen cuek

Cuek, Cuek, dan Cuek

Pengen menutup telinga
Pengen menutup mata
(tapi bukan hati)
Sebentar saja

Boleh nggak, Alloh ...?





...

Ya Alloh, apakah ini pertanda aku mulai lelah?

Sunday, April 18, 2010

~hancurkan saja temboknya~

Surga itu manis.
Karena perjuangan untuk mendapatkannya, terlalu pahit.

Apa kau tahu itu?

Lalu bagimu ...
Apa untuk mencapai tujuanmu, hanya ada satu jalan saja?

Kalau jalan yang sudah kau pilih itu tak bisa lagi kau lewati,
Maka ...
HANCURKAN temboknya!

Ingat baik-baik,
Meski kau dijatuhkan berkali-kali dan dari tempat tertinggi sekalipun,
Perlihatkan bahwa kau akan BANGKIT kembali!

Siapkan hatimu.
Berusahalah!

19042010
@rain and cute evil

Thursday, April 15, 2010

Kisah Sebuah Wortel, Sebutir Telur dan Secangkir Kopi

Seorang gadis mengadu pada ibunya, berkeluh kesah tentang kehidupannya yang dirasa amat berat. Gadis itu tidak tahu bagaimana dia akan melalui semua itu dan merasa ingin menyerah saja. Dia merasa lelah berjuang dan menderita dalam kehidupan ini. Jika satu masalah teratasi, akan timbul masalah baru.

Ibunya mengajak putrinya menuju dapur. Diisinya 3 buah panci dengan air dan direbusnya air itu dengan api yang besar. Begitu semua air mendidih, dia masukkan wortel pada panci pertama, telur pada panci ke dua, dan butiran kopi di panci terakhir. Mereka menunggu sampai ketiga air di panci kembali mendidih.

Dalam 20 menit kompor-kompor dimatikan oleh sang ibu. Wortel dikeluarkan dan diletakkannya di sebuah piring. Begitu juga dengan telur dan kopi diletakkan dalam piring dan gelas berbeda. Sang ibu memandang putrinya sambil berkata : "Katakan apa yang kamu lihat."

Putrinya menjawab : "Wortel, telur dan kopi".

Ibunya meminta putrinya agar mendekat dan merasakan wortel itu. Wortel itu menjadi lembek. Ibunya kemudian meminta putrinya untuk memecahkan telur yang telah matang itu. Setelah mengupas kulitnya, dia sadar bahwa isi telur itu telah mengeras karena direbus. Akhirnya sang ibu meminta putrinya untuk meminum kopi yang telah matang. Putrinya tersenyum merasakan keharuman kopinya.

"Apa arti semua ini, ibu?" tanya putrinya.

Ibunya menjelaskan bahwa setiap benda-benda itu telah melewati "Kemalangan" yang sama, yaitu direbus di dalam air mendidih. Namun tiap benda punya reaksi berbeda.

Wortel itu sebelumnya kuat, keras dan "tidak berperasaan". Namun setelah direbus dia menjadi lunak dan lemah. Telur itu sebelumnya rentan, mudah pecah. Punya dinding tipis untuk melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah direbus, cairan di dalamnya menjadi keras. Sedang butiran kopi adalah fenomena unik, ia menjadi air setelah direbus."

"Termasuk yang mana kamu, anakku?" kata ibu pada putrinya. "Jika kemalangan mengetuk pintumu, bagaimana kamu meresponnya? Apakah kamu seperti wortel, sebutir telur atau biji kopi?"

Camkan Hal ini :

Termasuk yang mana aku ini?

Apakah seperti wortel yang terlihat keras namun ketika dihadang masalah dan kemalangan aku menjadi lemah dan kehilangan kekuatanku?


Apakah hatiku rentan seperti isi telur, namun ketika "dididihkan" oleh kematian, perpisahan, masalah keuangan atau ujian-ujian lainnya menjadikan hatiku kuat?

Apakah dinding luarku masih terlihat sama namun kini didalam aku menjadi seorang yang gigih dan berjiwa keras? Atau aku mirip dengan biji kopi? Biji kopi sebenarnya mengubah air panas disekitarnya, yaitu keadaan yang membawanya dalam kepedihan. Ketika air mulai mendidih, maka dia mengeluarkan aroma dan rasa kopi yang nikmat.


Bila keadaan menjadi kian memburuk, mampukah kalian mengubah situasi di sekitar menjadi suatu kebaikan? Ketika hari kian gelap dan ujian semakin meningkat, apakah kalian mengangkat diri sendiri ke tingkatan yang lain? Bagaimana kalian menangani masalah-masalah hidup yang datang silih berganti? Apakah kalian mirip sebuah wortel, sebutir telur atau biji kopi?

Semoga kalian mempunyai cukup bekal kebahagiaan untuk membuat hidup terasa indah. Cukup ujian agar membuat kalian kuat, cukup kesusahan agar kalian lebih manusiawi, dan cukup harapan untuk membuat kalian mampu bertahan hidup.

Ketika dilahirkan, bayi menangis disaat semua orang tersenyum menyambut kehadirannya. Menangkan hidup ini agar diakhir perjalanan nanti kita bisa tersenyum ketika semua orang disekitar menangis.

Dunia ini memang panggung sandiwara, kita dan semua yang kita lihat hanyalah ilusi yang penuh dengan kiasan-kiasan. Kita bukan siapa-siapa, kita bukanlah seperti yang kita sangka. Kita hanyalah bayangan-bayangan, pujilah Dia Yang mampu membuat bayangan-bayangan bisa mendengar, melihat, merasa, berbicara, dan berbuat apa saja. Bukalah hati, mata dan pikiranmu semasa di dunia, karena siapa yang buta hatinya di dunia, di akhirat nanti akan semakin dibuat buta oleh Tuhan-nya?


sumber: bungarampai

Saturday, April 10, 2010

Beranjak Dewasa .....*

Aku berangkat sekarang untuk berjuang dalam pertempuran.
"Aku berangkat, Bu, dengarlah aku pergi! Doakan agar aku berhasil."
Sayapku sudah tumbuh,
aku ingin terbang merebut kemenangan dimanapun adanya.

"Aku akan pergi, Bu, janganlah menangis, biar kucari jalan sendiri."
Aku ingin melihat, menyentuh dan mendengar
meskipun ada bahaya, ada takut.

Aku akan tersenyum dan menghapus air mata, biar kuutarakan pikiranku.
Aku pergi mencari duniaku, cita-citaku, memahat tempatku, menjahit kainku.
Ingatlah saat aku melayari sungaiku.
Aku mencintaimu di sepanjang jalanku.


*tulisan dari seseorang bernama ^_* cs4t (saya hampir tidak ingat sama sekali, ini nama unik punya siapa ya??)
dia memberikan tulisan ini pada saya kira-kira lima tahun yang lalu.
tapi saya tak bisa ingat siapa dia, arrggghhhh!!!
tapi terima kasih buat ^_* cs4t

How Deep Is Your Love*

I know your eyes in the morning sun
I feel you touch me in the pouring rain
and the moment that you wander far from me
I wanna feel you in my arms again.
And you come to me on a summer breeze
Keep me warm in your love then you softly leave
and it's me you need to show
How deep is your love

How deep is your love, how deep is your love?
I really mean to learn
Cause we're living in a world of fools
Breaking us down when they all should let us be
We belong to you and me.

I believe in you
You know the door to my very soul.
You're the light in my deepest darkest hour
You're my saviour when I fall

And you may not think I care for you
When you know down inside that I really do
and it's me you need to show
How deep is your love?

La da da da da, la da da da da da da da da da da

And you come to me on a summer breeze
Keep me warm in your love then you softly leave
and it's me you need to show
How deep is your love

*dipopulerkan oleh The Bee Gees

Ibu

Ibu
dalam setiap jejak langkahku
terselip doa penuh pengharapan darimu
dalam setiap desah napasku
tersembunyi alunan kasih sayangmu

berjuta kata tak mampu ungkapkan
betapa bahagianya aku memilikimu
berbilang ungkapan tiada terkatakan
akan limpahan yang engkau berikan

Ibu
lelahnya raga tak engkau sesalkan
karena harapan telah kau tebarkan
sesaknya jiwa tiada kau keluhkan
demi lahirnya generasi dambaan

begitu banyak telah dilahirkan
entah berapa keringat dan tangisan
belum kuhitung uang dan kesempatan
yang kau berikan sebagai bekal kehidupan

Ah Ibu,
mungkinkah aku mampu mengembalikan?

Ibu
rangkaian awan mengingatkanku padamu
akan kelembutan kasih dan cintamu
indahnya pelangi di sore hari
seakan sampaikan salam dari dirimu

teduh tatapmu seakan tiada jemu*




*sebuah puisi, dari seorang sahabat "Lexpha"
terima kasih ya buat puisinya ... tiba-tiba aku menemukannya kembali, selang lima tahun berganti.

Fatimah dan Ali


Suatu hari Fatimah binti Rasulullah Saw, berkata kepada Sayidina Ali, suaminya.
"Wahai kekasihku, sesunguhnya aku pernah menyukai seorang pemuda ketika aku masih gadis dulu."
"O ya," tanggap Sayidina Ali dengan wajah sedikit memerah.
"Siapakah lelaki terhormat itu, dinda?"
"Lelaki itu adalah engkau, sayangku," jawabnya sambil tersipu, membuat Sayidina Ali tersenyum dan semakin mencintai isterinya.


-nggak tahu, suka banget dengan kisahnya Fatimah dan Ali yang satu ini hihihi-

Indonesia Raya, Sebuah Rasa


Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku

Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya*

Setiap mendengar lagu kebangsaan ini terlantun, dalam event apapun, membuat saya agak merinding.
Nggak tahu kenapa.
Seperti ada perasaan heroik yang meluap-luap di dada.
Apalagi kalau ingat tanah air ini diperjuangkan dengan keringat, darah dan air mata oleh pendahulu kita.
Ah, saya nggak ada apa-apanya.

Dulu jaman masih kecil, simbah-simbah saya banyak bercerita tentang zaman penjajahan.
Bagaimana para pahlawan berjuang membebaskan tanah air ini dari penjajahan.
Sekalipun membayarnya dengan nyawa.
Simbah saya termasuk veteran 45.
Bagaimana sengsaranya dijajah, ditindas oleh bangsa asing membuat saya harus banyak bersyukur bahwa saya hidup di jaman yang mungkin lebih banyak kemudahannya.
Dan yang lebih penting, bagaimana meneruskan estafet perjuangan mereka (para pejuang) untuk tanah air tercinta.

Saya suka sekali menonton film-film yang turut menggambarkan tentang perjuangan membela tanah air.
Salah satunya KING (film yang menceritakan kisah LIem Swi King, pebulutangkis legendaris Indonesia), saya suka sekali soundtrack lagu-nya. Keren!
Rasanya seperti memperdengarkan lagu perjuangan, ada rasa haru dan semangat bercampur menjadi satu.
Meskipun sebenarnya film ini terasa biasa, tapi saya suka sekali saat para penonton bersorak "Indonesia! Indonesia! Indonesia!".
Seperti saat menonton pertandingan bulutangkis, memperebutkan Thomas dan Uber.
Wow!
Membuat jantung berdegup lebih kencang, sebuah moment lain dalam membela tanah air.
Apalagi masa kecil saya, tak jauh-jauh dari bulutangkis.
Ya, sejak kecil saya terbiasa memanfaatkan halaman depan rumah untuk bulutangkis (saya lebih suka menyebutnya, badminton).

Ah, rasanya benar-benar pengen menangis kalau pas mendengar lagu Indonesia Raya mengalun.
Nano-nano rasanya.
Rasa haru dan bangga menjadi manusia Indonesia.


Solo, 10 April 2010
twenty three years later, and still going strong! yeahhhhh!!!