sulur itu terus merambat
memenuhi dinding kaca
mengikat kuat pohon di sampingnya
menumbuhkan lebih banyak daun kering
yang (terpaksa) harus kusapu di tiap pagi
agar nampak indah
di matamu
tapi daun tetaplah daun
ia hanya mampu mengering dan jatuh
jangan kau umpat ia
biarlah ku pungut pelan
satu demi satu
dan kau, diamlah di situ.
purworejo,26-10-2010 08:57pm
*mulai jatuh lagi dalam puisi*
-saat daun berguguran, biarlah aku yang memungutinya-
me story
a cup of heart
(11)
asem
(6)
bagiku ini lucu
(5)
black_white
(5)
bukan galau
(18)
bukuku
(3)
camp_Us
(3)
catatan dumay
(8)
catatan perjalanan
(5)
catatan pojok
(16)
cooking-cooking
(2)
death note
(4)
everlasting_LoV3
(2)
FIKSI_Holic
(24)
i_doL
(1)
just a femme_not feminist
(10)
just_PR
(1)
kabar
(1)
kataku
(8)
klonengan
(35)
kolong_langit
(5)
kR3aSi_uCiXHoLiC
(1)
krispi
(3)
kubikel
(23)
loveletter
(3)
my_poem
(5)
poli(c)ik
(4)
postingan kurang kerjaan
(8)
psikologi
(1)
putih abu-abu
(5)
rindu untuk ibuku
(4)
sastra
(11)
sebuah kisah
(3)
sketsa
(21)
tentang kita
(17)
tentang seseorang
(1)
tontonan
(4)
u_piL
(1)
untouchable
(13)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
berkomentarlah yang baik dan sopan, terima kasih.