Thursday, June 30, 2011

lempar batu dibales kembang

Ngomongin soal batu (bukan up*l ye), gue jadi inget sesuatu. Apa? Kembang. Tau kembang tak? Kembang is flower a.k.a bunga.

Lho kok kembang? Biarin, suka-suka gue dong. Yang nulis dimari juga gue, lapak-lapak gue. http://eemoticons.net

Eniwei, gue lebih suka nyebut kembang daripada bunga. Why? No why why lah, aura seger-nya lebih kerasa aja kalo gue nyebut KEMBANG. Just sample, mandi kembang … masa ya mandi bunga? Gak elegan banget ngedengarnya http://eemoticons.net.

Ok, terserah ya situ yang baca geregetan ama tulisan gue. http://eemoticons.net Gue cuman lagi pengen nulis. Mumpung inget, keburu menguap dan berujung pada lapar tingkat tinggi. Dan once more, gue lagi pengen pake bahasa “GUE”. Kenapa? Ya gak papa, suka-suka gue lah. http://eemoticons.net

Back to the topic http://eemoticons.net.

Batu sama kembang. Apa hubungannya dua variable ini? (kwaaa kwaaaa … udah kaya mo nulis skripsweet aje) http://eemoticons.net

Umpamakan aja gini, situ yang baca ini tulisan (pede banget yak, kaya ada yang baca ini tulisan gleg gleg gleg http://eemoticons.net) pernah dilempar batu kagak? Sakit tak? Sakit lah, apalagi kalo batunya segedhe ban truk-gandeng http://eemoticons.net. Udah dipastikan koit itu yang jadi korban.

Tapi kalo batunya cuman segedhe up*l (gedhenya up*l disesuaikan aja masing2 ukuran makhluk dimuka bumi ini lah, bisa bayangin khan kira2 seberapa gedhenya kalo up*l produksi sendiri http://eemoticons.net), yah paling-paling cuman berasa kayak dioles a.k.a numpang terbang aja di kepala. Iye tak? Iye lah.

Nah, lempar batu gitu bisa dianalogikan sebagai upaya menyakiti orang lain (halah, bahasanya aneh banget). Lempar batu ke orang lain itu kejahatan cuii! Apalagi kalo lembar batu ke pohon mangga yang lagi ranum-ranumnya milik tetangga sebelah a.k.a nyolong mangga http://eemoticons.net, wah kalo ketahuan yang punya, situ cuman punya dua pilihan that is ambil jurus langkah seribu satu malah di Baghdad atau menyerahkan diri secara baik-baik ke yang punya pohon (kenapa jadi ngomongin kejahatan di masa kecil? Kwaa kwaaaa http://eemoticons.net).

Gue tipe orang yang setengah kejem setengah sadis http://eemoticons.net. Kalo ada yang ngelempar batu ke gue atau keluarga gue a.k.a orang-orang yang gue cintai, gue akan dan bisa ngebalesnya dengan ngelempar balik pake kembang http://eemoticons.net. Tapi nggak lupa, kalo itu kembang masih tertanam kuat di pot (pot-nya dari semen lagi).

Kejem khaaaan gue? http://eemoticons.net Kenapa? Gue gak rela kalo orang-orang yang gue cintai especially keluarga gue disakitin. Gak akan pernah! Gue tipe manusia posesif. Kalo ada orang yang udah bikin adik gue nangis, gue akan kejar itu orang. Jangan harap dia bisa hidup tenang selama bayangan gue menghantui dia http://eemoticons.net.

Dari situ juga, gue selalu mewanti-wanti diri gue sendiri, jangan pernah gue ngusik ketenangan orang. Jangan pernah ngelempar batu ke orang lain kalo nggak pengen ngerasain juga rasanya dilempar batu sama orang, apalagi yang ngelempar orang terdekat kita.

Boleh lah gue dibilang sadis, kejem http://eemoticons.net. Tapi kalo udah menyangkut orang-orang yang gue cinta, gue bukan tipe orang yang diem aja. Bener-bener gue gak bisa diem ngelihat mereka dibuat nangis. Gue nggak bisa pura-pura ngebales batu dengan doa. Oh my … that’s not me! Kalo udah keterlaluan, gue gak bisa diem aja.

Pernah dulu waktu gue kerja di sebuah instansi, ada temen kerja gue yang-padahal-selama-ini-selalu-gue-percayai malah nusuk gue dari belakang http://eemoticons.net. Reaksi gue waktu itu? Diem. Gue emang diem, gue masih berpikir biarlah Alloh yang ngebales. Gue cukup berhenti mempercayai dia. Lagi-lagi kejem? Oh please, I’m not going to the mask.

Ya intinya gitu deh, gue sebenernya gak suka maen lempar-lemparan batu. Tapi kalo ada yang keterlaluan ngelempar batunya, gue bisa bales pake kembang (plus pot semennya) http://eemoticons.net. Enak khaann? Enak dong.

Udahan ah, gue mau ke kampus lagi nih.http://eemoticons.net

Wednesday, June 29, 2011

biar hujan menghapus jejakmu

-----------Oooo---
-----------(----)---
------------)--/----
------------(_/-
----oooO----
----(----)----
-----\--(--
------\_)-
-----------Oooo---
-----------(----)---
------------)--/----
------------(_/-
----oooO----
----(----)----
-----\--(--
------\_)-\=D/
-----------Oooo---
-----------(----)---
------------)--/----
------------(_/-
----oooO----
----(----)----
-----\--(--
------\_)-
-----------Oooo---
-----------(----)---
------------)--/----
------------(_/-
----oooO----
----(----)----
-----\--(--
------\_)-\=D/ \=D/\=D/ \=D/ \=D/ \=D/

-----------Oooo---
-----------(----)---
------------)--/----
------------(_/-
----oooO----
----(----)----
-----\--(--
------\_)-

dan kemanakah kaki ini akan menjejakkan langkahnya, lagi ...?

Monday, June 20, 2011

-------------- skr*ps* yang krispi krauss krauss ---



Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Alloh, sesungguhnya tiada terputus asa dari rahmat Alloh --- melainkan kaum yang kafir. (QS Yusuf: 87)

Ngomongin hal yang satu ini rasanya bisa memberikan efek kliyengan stadium empat, berasa seperti Superman yang lagi ketemu sama batu krypton deh. Why? I don’t know. Rasanya isin, deg-degan, pokoke ra genah rasane nek dah ngobrol dengan topik yang satu ini. Buthek thok lah :D. Dan hanya ada satu cara untuk menaklukannnya, face it! That’s all. Bahkan saya yakin betul, setiap orang mempunyai cara sendiri untuk face it dan fight for it. Dalam kurun waktu yang berbeda. Dalam langkah yang berbeda. Dan dengan semangat yang juga berbeda.

So why? Orang selalu hanya ingin tahu APA yang kita lakukan, bukan KENAPA kita melakukannya. Banyak yang kerjaannya menyalahkan orang lain tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sibuk mencela, mengatur kehidupan orang lain. Terobsesi mengurusi orang lain. Dan ada lagi yang kerjaannya menjudge orang lain, padahal TAHU APA TENTANG ORANG LAIN? Kalau memang tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi, ya lebih baik diam.

Saya paham betul perasaan mereka-mereka yang mulai bosan ditanya KAPAN LULUS? Rasanya lebih danger bin disaster ketimbang ditanya KAPAN MARRIED? :D Segala macam sindiran, judging atau tatapan merendahkan pernah saya dapatkan untuk hal yang satu ini. Bahkan dari orang-orang yang kita harapkan dukungannya. Tapi akan selalu kembali pada sebuah realita bahwa orang selalu hanya ingin tahu “sampai mana”, bukan “kenapa baru sampai sini”.

Kalau saya sih, sekarang sudah kebal (mencoba mengebalkan diri) dengan segala macam sindiran mulai dari yang halus sampai yang pedas. Agaknya, anjing menggonggong kafilah berlalu bisa menjadi analoginya. Atau lebih enaknya, anjing menggonggong, TIMPUK AJA! Hauhauhau. Biarlah orang berkata apa, yang penting saya tahu bagaimana saya fight for it. Saya yang lebih tahu dan paham bagaimana usaha saya dan apa yang sedang saya hadapi. Bukan mereka. Anggap saja itu juga cambukan penyemangat.

Saya pun tahu bahwa permasalahan setiap orang berbeda-beda tentang hal yang satu ini. Tak perlu lah saya floor di sini permasalahan mereka satu persatu. Tetapi mereka (juga saya) mempunyai pengharapan yang sama, pray and support. Wa bil khusus dari lingkungan sekitar, dari yang mereka cintai. Ada tipe orang yang memang tak tahan dengan kata-kata pedas. Ada tipe orang yang kebal sindiran. Ada tipe orang yang masa bodoh. Tapi saya pun yakin mereka mempunyai keinginan yang sama, keinginan untuk mengakhiri apa yang sudah pernah dimulai.

Saya pernah bertanya pada diri saya sendiri, “apa benar memang ini yang ingin kamu lakukan? bukan karena orang lain yang menyuruh kamu melakukannya?”. Benar, saya ingin melakukan semua yang ingin saya lakukan. Bukan karena orang lain yang menyuruhnya. Karena segala macam konsekuensi dan result-nya pun untuk saya. Bukan untuk orang lain. Percuma jika orang lain gembira dengan apa yang saya lakukan, sementara saya? Tak sedikitpun merasa harus lega telah melakukannya. Like a fool sacrifice. Stupid!

Menengok pada banyak teman-teman saya yang juga masih berjuang di kampus hijau, saya tahu banyak dari mereka yang merasa kelelahan berkejaran dengan waktu. Illfill dengan dosen lah, bosen tiap hari mengerjakan hal yang sama (stuck), malu ketemu adik tingkat lah (kalau saya mah enjoy-enjoy aja ahahaha), kena skorsing bimbingan lah, capek naik turun gunung lah (secara kampus kita berbukit-bukit), bahkan harus bedrest (seperti saya yang sampe hafal Rumah Sakit mana yang enak buat opname hihihihi) dan banyak rasa nano-nano lainnya. Bahkan ada yang saking bosannya, sampai melarikan diri ke banyak hal yang justru nggak ada hubungannya dengan skripsi. Ah kalau saya sih, terserah mereka. Bukan berarti saya nggak peduli, tetapi saya yakin bahwa mereka secara “sadar” melakukan itu semua. Saya hanya bisa menyemangati (selain menyemangati diri sendiri), bukan menuntut mereka untuk ini itu. Dan saya yakin, mereka akan sampai pada suatu titik kesadaran bahwa “apa yang sudah dimulai, harus segera diakhiri.” Kapan itu? Saya nggak tahu. Mereka sendiri yang punya jawabannya.

"Tidak ada rahasia untuk sukses. Ini adalah hasil sebuah persiapan, kerja keras, dan belajar dari kesalahan.”
(Colin Powel)


Ya, ini semua adalah hasil dari sebuah persiapan, dari sebuah kerja kerasa, dan belajar dari kesalahan. Belajar tentang bagaimana memperlakukan kekecewaan dalam hidup. Saya masih sangat beruntung, Alloh masih selalu mengingatkan saya dengan banyak hal. Sepahit apapun itu.

Pernah ingin menyerah? Pernah. Tapi Alhamdulillah ada sebagian diri saya yang menolaknya. Pernah merasa takut gagal? Sering. Tapi saya berusaha meneguhkan kembali diri saya. Menguatkan hati. Bahwa, selalu ada harapan untuk setiap situasi yang bagaimanapun peliknya. Selalu ada Alloh tempat meminta. Mungkin saya saja yang waktu itu belum melibatkanNya secara sungguh-sungguh. Terlalu yakin dengan usaha saya sendiri. Padahal tahu betul, sekeras apapun saya berusaha, tempat terakhir dan penentu segalanya adalah Alloh.
Seperti bangsa Palestina yang mengajari kita (saya) bahwa untuk mencampai impian yang diinginkan, semangat kita harus terus menggelora!
Maka, sedikit demi sedikit mulai berbenah. Pelan memuhasabahi diri, mungkin banyak yang terlupakan. Pelan-pelan menumbuhkan kepercayaan diri. Menyemangati diri sendiri. Dan tetap berbaik sangka padaNya.
So, I’ll fight for this thesis, till end.


Semoga saya tidak pernah menyesal dengan waktu-waktu yang terlewatkan. Insya Alloh. Karena semua itu membuat saya banyak belajar, menumbuhkan banyak kedewasaan. Apa yang Alloh tuliskan, kini saya lebih mampu membaca dan menerjemahkannya dengan benar. Saya tahu Alloh sedang mengajari saya tentang sebuah rasa, IKHLAS. Alloh mengajarkan saya untuk tetap berbaik sangka. Alloh datang saat saya berada pada titik terendah.. sebuah titik yang seolah mengeliminasi jiwa dan raga. Subhanalloh, rasanya kalau mengingat itu semua … benar-benar, manusia itu memang selemah-lemah makhluk.

Juni berkah, Alhamdulillah. Saya merasakan banyak keberkahan di bulan ini. Tidak ada kemudahan kecuali apa yang Alloh jadikan mudah. Dan apabila Alloh berkehendak, Alloh akan menjadikan kesusahan menjadi kemudahan. Benar-benar, diatas segala keinginan manusia, Alloh tetap yang mempunyai kehendak. Semoga Alloh senantiasa menjaga khusnudzonku. Amin. Karena saya sadari betul, betapa mahalnya rasa khusnudzon padaMu ya Rabbi.

Alhamdulillah, saya bersyukur Alloh mengembalikan semangat saya.
Menumbuhkan lagi kepercayaan diri saya.
Mengikatkan keteguhan di dada saya.
Melapangkan kesabaran di hati saya.


Kini, saya berharap saya bisa menyemangati teman saya yang lain. Saya ingin sekali mengajaknya berjuang bersama-sama, meski harus melewati masa-masa “dicuekin”. Senang rasanya, jika saya bisa kembali membuatnya bersemangat. Semoga bisa, ya Alloh.

Ya Alloh, karuniakanlah padaku selalu kesabaran untuk tiap yang Engkau ujikan, keikhlasan untuk tiap ketentuanMu dan keistiqomahan untuk melalui jalanMu.
Jangan biarkan aku lemah sendiri.
Amin Allohumma Amin.

…………………………………………………………………………

Alloh,
untuk banyak masa yang telah berlalu dan untuk masa yang menungguku berlari menjemputnya.
untuk pijakanku yang makin kuat, untuk sebuah jalan saat saya berada pada titik terendah.
untuk semua air mata dan rasa sepi, saat beraudiensi denganMu.
untuk semua yang telah Engkau tuliskan untukku, terima kasih ya Rabbi.


the last, ada salah satu quote yang begitu menyentuh saya, yang pernah muncul di film Pursuit of Happiness yang dibintangi oleh Will Smith ;

Jangan biarkan seseorang mengatakan kau tak bisa melakukan sesuatu. Bahkan ayah ya?!! Kau harus punya impian dan kau harus melindunginya. Orang tak bisa melakukan semua sendiri dan mereka mau katakan bahwa kau tidak bisa melakukannnya. JIKA INGIN SESUATU, KEJARLAH. SELESAI.


No matter how bitter this life is, I have to believe in myself. Gambaru, ucixholic! yeaaaahhhhhhhhhhhhhhhh !!!

19 juni 2011 11;37 AM
ditemani Are You Happy Now-nya Michelle Branch \(^.^)/
-ucixholic-

Saturday, June 11, 2011

---the moment that I saw you cry

I'll always remember
It was late afternoon
It lasted forever
And ended too soon....ly
You were all by yourself
Staring up at a dark gray sky
I was changed

In places no one would find
All your feelings so deep inside (deep inside)
It was there that I realized
That forever was in your eyes
The moment I saw you cry

The moment that I saw you cry

It was late in september
And I've seen you before (and you were)
You were always the cold one
But i was never that sure
You were all by yourself
Staring at a dark gray sky
I was changed

In places no one would find
All your feelings so deep inside (deep inside)
It was there that I realized
That forever was in your eyes
The moment I saw you cry

I wanted to hold you
i wanted to make it go away
I wanted to know you
I wanted to make your everything, all right....

I'll always remember...
It was late afternoon...
In places no one would find...

In places no one would find
All your feelings so deep inside (deep inside)
It was there that I realized
That forever was in your eyes
The moment I saw you cry

Fade out
I wanted to know you
I wanted to know you
I wanted to know you

"Cry" dipopulerkan oleh Mandy Moore

Monday, June 6, 2011

little bit

Dulu setiap dia punya masalah, selalu datang pada saya. Dan saya selalu menerimanya dengan tangan terbuka. Selalu. Saya dengarkan ceritanya, saya (mencoba) menenangkan bathinnya, give a chance for solution. Saya hanya mencoba memposisikan diri saya sebagai seorang teman, sahabat. Saya senang ketika dia percaya pada saya, bukankah sahabat adalah tentang pada siapa kita mempercayakan rahasia ? Saya pinjamkan bahu saya untuk sandarannya, saya buka telinga lebar-lebar untuk mendengarkan dia menceritakan kisah panjangnya.

Tapi semua berubah sejak saat itu …


Suatu ketika saya datang padanya, dengan hati yang benar-benar gelisah dan menyimpan sebuah masalah. Saya benar-benar kalut dan bingung, harus pada siapa saya meminta nasehat? Mungkin ada saat-saat saya berada pada titik nadir, tak kuat memendam kegelisahan dalam kesendirian saya. Meski sebenarnya saya bukan tipe orang yang ingin “merepotkan” orang lain dengan masalah saya, karena saya hampir selalu menelan sendiri pahit yang saya rasakan. Saya berusaha menyelesaikan masalah saya sendiri, semampu saya.

Yaaahh, kalo boleh dibilang saya ini tipe orang yang suka memendam masalah sendiri. Saya berusaha menyelesaikannya sendiri, tanpa perlu membebani orang lain dengan masalah saya. Egois? Entahlah, mungkin karena saya tumbuh sebagai pecinta sunyi dan senang berteman sepi. Tetapi sebaliknya, saya selalu membuka lebar-lebar tangan saya untuk memeluk kesedihan teman saya, siapapun dia. Termasuk dia.

Lalu saat itu saya berpikir, mungkin ada baiknya saya datang padanya dan meminta nasehat sekedar mengerem kegelisahan hati saya. Saya selalu bersangka baik padanya, karena saya mengenalnya sebagai seorang teman yang baik. Saya percaya kalau mendengarkan suaranya saja, mungkin hati saya sedikit tenang. Mungkin.

Saya datang hanya meminta tempat berteduh saja, tapi apa reaksinya?
Dia menolaknya!
Kenyataan yang membuat saya tertawa.
Dan kecewa.
SANGAT KECEWA.
Pahit yang harus saya telan sendiri.

Rasa ditolak oleh seorang teman baik LEBIH MENYAKITKAN daripada permasalahan yang sedang saya hadapi.

Saya hanya datang untuk sekedar memintanya mendengarkan, hanya mendengarkan sedikit saja kegelisahan saya. Saya hanya meminta sedikit saja nasehatnya, tak bolehkah? Saya nggak meminta materi atau apapun itu namanya. Benar-benar penolakan yang menyakitkan. Hal yang akhirnya membuat saya sadar tentang apa yang sebenarnya kami jalin selama ini. Ukhuwah? Bullshit!!! Ternyata ukhuwah hanya tentang deritanya.

Setidaknya saya akhirnya tahu dan percaya bahwa di dunia ini memang nggak ada yang abadi, termasuk TEMAN.


Sungguh, saya nggak pernah meminta imbalan untuk apapun yang sudah saya lakukan untuknya. Ketika saya mau mendengarkan semua cerita dan semua keluh kesahnya, saya hanya berpikir bahwa “mungkin inilah yang dapat saya lakukan untuknya, meski tidak dapat menyelesaikannya masalahnya tapi saya berharap dengan saya mendengarkannya, setidaknya bebannya berkurang”. That’s what a friend are for …? Semoga Alloh mencatatkan kebaikan di dalamnya. Itu saja, tak pernah sedikitpun saya meminta balasan yang sama.

Menyesal berteman dengannya? Tidak.

Saya tidak pernah menyesal ketika memutuskan untuk menjalin pertemanan dengan siapapun. Meski pada akhirnya ternyata saya merasa tersakiti. Karena selalu saya tanamkan dalam diri saya bahwa teman itu tanpa pamrih apapun. Buatlah ia nyaman (tidak hanya aman) jika di dekatmu.

Tapi kenyataan membuat saya benar-benar terkejut. Sesuatu yang tak pernah saya sangka sebelumnya.

Setelah kejadian itu, semua yang pernah kami jalin terhenti begitu saja. TERPUTUS. Dia berhenti menjalin komunikasi dengan saya. Entah karena dia malu atau memang sudah malas berteman dengan saya. Saya pun enggan untuk menghubunginya lagi. Saya nggak berharap untuk bisa kembali seperti semula. Karena jujur, rasa kecewa saya pun terlalu besar untuk sekedar menyapanya lagi. Lebih dari itu, saya malu untuk mengganggunya lagi dengan kedatangan saya. Atau lebih tepatnya, saya hanya memberinya waktu untuk melupakan saya. Biarlah kami dengan kehidupan kami sendiri-sendiri. Saya tak akan mengganggunya lagi, tak akan!

Sejak saat itu, saya bersumpah, saya tak akan pernah datang lagi padanya. Saya tak akan pernah lagi mengganggunya dengan kehadiran saya dalam kehidupannya. Biarlah saya menjadi masa lalunya dan biarlah waktu mencatat apa yang pernah terjadi diantara kami, pahit dan manis sekalipun. Maaf, saya benar-benar tidak akan peduli lagi. Sulit bagi saya untuk kembali seperti semula. Sulit.

Kalau saya ingat lagi, saya pengen ketawa aja. Kadang, saya pengen menertawakan diri sendiri. Kenapa? Karena kadang saking polos dan bodohnya, saya mau aja percaya sama orang. Ah biarlah semua itu menjadi sebuah kenangan dalam hidup saya. Belajar untuk lebih hati-hati, agar kecewa tak merajai diri. Belajar untuk tidak terlalu berharap lebih terhadap kehadiran seseorang dalam hidup saya, siapapun itu. Karena saya tahu, bahwa mereka pun tak abadi. Mereka akan datang dan pergi, tanpa saya tahu kapan, kenapa dan bagaimana.

Bukan kebetulan bahwa saya bertemu, berteman dengannya lalu berpisah. Semua itu sudah tercatat dalam satu garis takdir. Takdir kami berdua. Saya hanya perlu mengambil hikmahnya saja, belajar menjadi lebih dewasa. Kecewa itu manusiawi, tapi kalau sudah terjadi mau apa lagi? Cukuplah menjadi kebodohan yang tak perlu saya ulangi lagi.

Saya jahat?
Kejam?
Ah, terserahlah kalian mau bilang apa.
Saya nggak peduli.
NGGAK AKAN PERNAH PEDULI, LAGI!


but, I have to say thank you for her … give me a little bit.

@06062011 ditemani Believe Me-nya Fort Minor

Mimpi, secangkir kopi dan sebuah salam

Engkau selalu hadir
Hampir di setiap mimpi-mimpiku
Dengan senyum hangat
Dengan pelukan mesra
Dengan cerita-cerita penuh makna

Tapi entah mengapa, aku selalu menangis demi memyambutmu dalam mimpiku
Selalu membuatku bertanya dan meyakinkan diri, ini hanya mimpi bukan …?
Benar, memang hanya mimpi.

Mimpi, yang entah kapan akan menjadi nyata.

Aku punya mimpi, suatu hari nanti aku bisa mencium tanganmu lembut
Suatu hari nanti aku bisa memelukmu erat
Suatu hari nanti aku bisa berbicara dalam banyak cerita denganmu
Seperti dulu

Ya, aku punya mimpi
Suatu hari nanti, entah kapan, kita akan duduk berdua bersama cangkir-cangkir kopi dan bercerita tentang sebuah masa yang pernah kita lewati dulu
Dulu, saat aku leluasa bertatap mata denganmu.


Tuhanku, sampaikan salam takzim-ku untuknya.