Tuesday, December 29, 2009

one in a million

You're one in a million
Oh
Now
You're one in a million
Oh

Sometimes love can hit you every day
Sometimes you can fall for everyone you see
But only one can really make me stay
A sign from the sky
Said to me

[Chorus]
You're one in a million
You're once in a lifetime
You made me discover one of the stars above us
You're one in a million
You're once in a lifetime
You made me discover one of the stars above us

I've been looking for that special one
And I've been searching for someone to give my love
And when I thought that all the hope was gone
A smile, there you were and I was gone

I always will remember how I felt that day
A feeling indescribable to me
Yeah
I always knew there was an answer for my prayer
And you, you're the one for me

[Chorus x 2]

In the beginning I was cool and everything was possible
They tried to catch me but it was impossible
No one could hurt me it was my game
Until I met you baby and you were the same
And when you didn't want me I wanted you because
The funny thing about it is I liked the show
I like it when its difficult
I like it when its hard
Then you know its worth it
That you found your heart

[Chorus x 2]

You're one in a million
Oh
You're one in a million

dipopulerkan oleh Bosson

Perempuan, Jika Suatu Saat Harus Berbagi.

Saya mengenal perempuan itu belum begitu lama, belum genap setahun.Saya tidak perlu menceritakan dimana saya mengenalnya. Cukuplah kisahnya sedikit banyak telah menginspirasi saya membuat tulisan ini.

Namanya, sebut saja Camelia (ah saya sangat suka nama ini, sejak Ebiet G Ade mempopulerkannya di jagat musik Indonesia). Umurnya sudah 40 tahun (entah lebih berapa, tepatnya saya kurang tahu). Tetapi, di usia yang sudah menginjak kepala empat itu, wajahnya masih terlihat ayu dan parasnya berbinar. Manis, dengan kacamata hitam menghias wajahnya. Sungguh, sebelumnya saya tak menyangka wajah secantik dan semuda itu sudah berusia 40 tahunan. Perempuan itu sudah bersuami dan mengarungi hampir 15 tahun lebih hidupnya bersama sang suami tercinta. Usia suaminya berjarak beberapa tahun darinya, terlihat dari uban yang hampir menutupi kepalanya. Ya, usia pernikahannya dengan sang suami sudah sangat lama. Lama sekali, dan tanpa seorang putra sekalipun.

Saya kurang tahu apa penyebabnya, yang jelas mungkin Alloh belum mempercayakan seorang putera untuk dititipkan pada sepasang suami-isteri itu. Meskipun pada akhirnya, Mbak Camelia (saya menyebutnya demikian) dan suami mengangkat seorang anak perempuan. Namun sang suami tetaplah menginginkan seorang anak kandung, anak yang benar-benar lahir dari rahim isterinya dan itu adalah benihnya sendiri.

Hingga suatu ketika, terbongkarlah sebuah rahasia. Sang suami ternyata selama ini telah menikahi seorang perempuan lain, secara siri. Dan perempuan itu akhirnya mengandung. Mulanya Mbak Camelia tidak percaya dengan omongan ibu-ibu di tempat pengajian yang diikutinya. Mbak Camelia mengatakan dengan tegas, “Saya sangat percaya dengan suami saya.” Hingga suatu saat, entah bermula darimana, Mbak Camelia akhirnya mengetahui bahwa sang suami telah menikah lagi tanpa sepengetahuan dan seijin dirinya. Mbak Camelia terguncang, jelas. Apalagi setelah tahu bahwa perempuan itu tidak lain adalah khadimat-nya (pembantu rumah tangganya), yang artinya selama hampir setahun itu dia tak pernah tahu apa yang terjadi di dalam rumahnya. Sakit hati, sangat. Sampai-sampai keluarga besarnya menyuruhnya untuk minta cerai saja pada sang suami. Tapi dengan tegas pula, perempuan berhati mulia itu menolaknya. Mbak Camelia memilih mempertahankan rumah tangganya, dengan menerima kehadiran madu-nya yang tak lain adalah bekas khadimatnya dahulu. Berat memang, tapi perempuan itu mencoba mengikhlaskannya. Hingga akhirnya, si isteri muda melahirkan anak pertamanya, seorang bayi lelaki yang sangat mirip dengan sang ayah. Mbak Camelia dengan ikhlas ikut merawatnya.

Meskipun diakuinya, kadang merasakan sakit di dadanya. Apalagi, seperti yang saya lihat juga, si isteri muda ternyata kurang baik akhlaknya dan sangat pencemburu. Sedang sang suami, semenjak kehadiran anak lelaki dari isteri keduanya, mulai dirasakan perubahan sikapnya. Lagi-lagi, Mbak Camelia menerimanya dengan ikhlas dan mencoba tetap menjalani hari-hari seperti biasanya. Orang-orang disekitarnya hanya perlu tahu bahwa kehidupan rumah tangganya dengan sang suami dan isteri muda baik-baik saja. Bahkan terlihat rukun, ketiganya sering pergi bersama.

Hingga suatu saat, keajaiban Alloh datang. Mbak Camelia mengandung, seorang anak yang telah ditunggunya selama belasan tahun kini hadir di rahimnya. Mbak Camelia menjaga janinnya dengan baik, dengan tetap beraktivitas seperti biasa. Tetap membantu suaminya menjaga bengkel dan toko, merawat ibu mertua (yang sudah pikun), menyiapkan keperluan suami dan anak angkatnya.

Dan ujian Alloh selalu datang pada orang yang tepat. Pada usia kandungan yang sudah mencapai 8 bulan, Mbak Camelia mengalami pendarahan. Penyebabnya, Ibu Mertuanya terjatuh di kamar mandi dan kebetulan saat itu tidak ada seorangpun di rumah, hanya ada 2 orang karyawan laki-laki (kebetulan rumah dan bengkel menjadi satu). Akhirnya Mbak Camelia dengan dibantu 2 karyawannya mengangkat tubuh Ibu Mertua dan membawanya ke rumah sakit. Mungkin karena kelelahan, tiba-tiba Mbak Camelia mengalami pendarahan. Dan akhirnya harus opname di rumah sakit. Karena kandungannya sudah tua dan fisiknya agak lemah, membuat Mbak Camelia berkali-kali harus dirawat secara intensif di rumah sakit. Sang suami mengurusnya dengan dibantu sang isteri muda. Seperti yang saya lihat, sang isteri muda memperlihatkan sikap tidak sukanya. Jujur, saya kurang suka dengan sikap sang isteri muda itu, karena beberapa kali berinteraksi dengannya, saya tidak mendapatkan keramahan darinya.

Hingga puncaknya, suatu sore ketika kondisinya sudah membaik, pendarahan terulang lagi. Ssng suami membawanya ke rumah sakit. Dan akhirnya Alloh memang yang paling berhak mengambil segala sesuatu yang dititipkan pada hamba-Nya. Dengan pertimbangan banyak hal, maka dengan sangat terpaksa Dokter menyarankan untuk mengeluarkan si bayi sebulan sebelum waktunya (prematur). Dokter menyarankan untuk caesar namun Mbak Camelia menginginkan untuk melahirkan secara normal. Dan dengan kegigihan serta keyakinan, Mbak Camelia dapat melahirkan secara normal. Namun sayangnya, si bayi hanya mampu bertahan hidup selama satu jam. Karena kondisi Mbak Camelia yang lemah dan untuk menjaga sisi psikologisnya, sementara waktu Dokter menyarankan untuk tidak memberitahukan kondisi si bayi pada Mbak Camelia. Hingga akhirnya saya menjenguknya di rumah sakit, kondisinya memang masih lemah. Saya tidak berani menyinggung tentang bayinya, saya hanya menanyakan kondisinya dan mencoba membesarkan hatinya. Dan sangat tidak disangka-sangka, Mbak Camelia akhirnya menceritakan semuanya, kondisinya dan si bayi. Ternyata, keluarga sudah memberi tahu kondisi si bayi.

Saya mencoba menahan air mata yang sudah mendesak ingin keluar. Lidah saya kelu, tak tahu harus berkata apa. Hanya mampu bilang, “Sabara ya mbak ... Alloh akan menggantinya dengan yang lebih baik.”

Bayi lelaki yang sudah diimpikannya sejak belasan tahun lalu, harus direlakannya untuk diambil kembali oleh Pemiliknya.

Saya tahu, Mbak Camelia pasti shock, tetapi saya yakin perempuan itu mempunyai kesabaran lebih.

Ah ya, inilah sosok perempuan yang begitu menginspirasi saya. Yang tegar, meski diduakan oleh kekasih tercintanya. Tegar, saat semua yang dengan susah payah diusahakannya harus dikembalikan lagi pada Sang Pencipta.

Perempuan, jika suatu saat harus berbagi. Dia akan tahu, bagaimana dia harus melangkah sebagai seorang perempuan.

Dan suatu saat, jika saya dihadapkan pada sebuah pilihan, saya akan memilih apa yang memang saya inginkan. Karena saya tahu, Alloh pun memang telah memilihkannya untuk saya.


Solo, hujan deras mengguyurnya sore ini ....
_di setiap jengkal kehidupan saya sebagai perempuan, i’m proud to be a woman_

Saturday, November 14, 2009

Mudah Saja*

Tuhan
Aku berjalan menyusuri malam
Setelah patah hatiku
Aku bedoa semoga saja
Ini terbaik untuknya

Dia bilang
Kau harus bisa seperti aku
Yang sudah biarlah sudah

Mudah saja bagimu
Mudah saja untukmu
Andai saja.. cintamu seperti cintaku

Selang waktu berjalan kau kembali datang
Tanyakan keadaanku

Ku bilang
Kau tak berhak tanyakan hidupku
Membuatku semakin terluka

Mudah saja bagimu
Mudah saja untukmu
Coba saja lukamu seperti lukaku

Kau tak berhak tanyakan keadaanku
Kau tak berhak tanyakan keadaanku
Mudah saja bagimu
Mudah saja untukmu
Andai saja cintamu seperti cintaku

Mudah saja…


*Sheila On 7

Friday, November 6, 2009

SKETSA : “Mari kita lihat bisa sebaik apa kau tanpa seorang ibu!”

Hari ini (bahkan dari beberapa waktu yang lalu), koran masih membahas hal yang sama : Anggodo, Anggodo, Anggodo! Hah! Hebat benar dia, sampai diperbincangkan dimana-mana. Dan dunia Indonesia pun semakin semrawut dengan “mafia-mafia”nya. Tapi saat ini aku sedang tak berminat untuk membahas apa, kenapa, dan bagaimana itu makhluk bernama Anggodo.
.................................................................................>>

Pernah dengar lagu ini?
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas ...
Ibu
Ibu

Tadi pagi kubaca sebuah berita di salah satu sudut sebuah koran cukup terkenal di Solo. Disana ditulis sebuah kisah seorang Ibu di China yang berusaha menyelamatkan anaknya. Usianya sudah mencapai 55 tahun. Perempuan itu rela berjalan kaki sejauh 10 kilometer setiap hari selama 7 bulan. Hal itu dilakukannya agar dia bisa menurunkan berat badannya dan menyelamatkan nyawa putranya.

Chen Yurong, perempuan itu, berjalan kaki lebih dari 2.000 kilometer secara keseluruhan setelah diberitahu bahwa putranya yang berusia 31 tahun, Ye Haibin, memerlukan cangkok hati. Namun pada Februari lalu dokter mengatakan hati Chen tak cocok karena telah tertimbun sangat banyak lemak.

Dalam upaya membuat hatinya siap untuk pencangkokan, Chen berjalan kaki di sepanjang tanggul sungai di dekat rumahnya di kabupaten Jiang’an, Provinsi Hubel, setiap hari. Ia juga menjalani diet, dan hanya makan nasi serta sayuran. Dan upaya keras si ibu itu terbukti tidak sia-sia. Berat badannya berhasil turun 8 kilogram, dan 19 Oktober lalu, tim dokter menyatakan hatinya telah mencapai standar untuk pencangkokan.
Dalam operasi selama 14 jam di Tonggi Hospital University, Chen telah memberikan sebagian hatinya kepada sang anak.

Desember tahun lalu, Chen memutuskan untuk mendonorkan hatinya kepada si anak, yang selama 18 tahun menderita penyakit Wilson. Penyakit Wilson merupakan penyakit genetika yang disebabkan oleh timbunan tembaga yang terlalu banyak dalam tubuh sehingga menyebabkan degenerasi (kemerosotan fungsi) hati.

Tim dokter mengatakan bahwa secara teori, hidup Ye Haibin dapat diperpanjang untuk waktu yang lama. Chen adalah ibu yang “luar biasa”.

SUBHANALLOH!

Aku benar-benar menangis membaca berita ini di koran.
That’s the wonderful person, IBU!
Dia lakukan semua untuk anaknya, meskipun nyawa taruhannya.

Ah, Ibu ...
Membayangkan wajahnya saja, terlintas begitu banyak kenangan.

Jadi ingat, kalau dulu sewaktu aku masih kecil, setiap kali Ibu menghadiri walimahan tetangga atau ketika rapat di kantor (kebetulan Ibuku adalah seorang guru) dan mendapatkan makanan kardus atau snack-snack kecil pasti dibawa pulang. Untuk anak-anaknya di rumah.

Setiap habis masak untuk keluarga dan tiba saatnya waktu makan, selalu menunggu semua anggota keluarga mengambil makan terlebih dahulu. Ibu menunggu untuk memastikan bahwa suami dan anak-anaknya telah kenyang.

Saat aku sedang menghadapi UAN SMA, dan jatuh sakit, Ibu dengan setia menemaniku belajar dan merawatku.

Saat aku akhirnya memutuskan untuk kuliah di Solo, dan kemudian menjadi aktivis (sok) sibuk hingga kadang jarang pulang ke rumah, Ibu hanya bisa bersabar dengan pertanyaannya “Kapan pulang, nduk?”.

Saat akhirnya aku collapse dengan tipusku dan opname beberapa kali di rumah sakit, Ibu berkata, ”Maafkan Ibu, Nak. Ibu tak bisa merawatmu dengan baik.” Kekhawatiran seorang Ibu.

Aku membuatnya sedih. Sedih.

Alloh ...

Aku tak bisa membayangkan, apa jadinya aku tanpa seorang Ibu. Siapalah aku, lahir dari rahim seorang perempuan tangguh, yang aku sangat tahu ketika beliau mendapatkan cobaan besar dalam hidupnya dan aku tak mampu berbuat apa-apa.

Alloh, kutitipkan penjagaannya pada-Mu.
Jangan ambil kebahagiaan dari sisinya, penuhi ia dengan limpahan rahmat-Mu.
Terlalu banyak kenangan, dan aku tak ingin menghapusnya.

Alloh, beri aku waktu ... sedikit lagi, untuk membahagiakannya.
Sampaikan usiaku hingga aku masih bisa mencium lembut kedua tangannya yang tak pernah henti menengadah ke langitmu, memanjatkan doa di tiap shalat malamnya.

Maafkan aku, Bu ...



_Ibu, akujatuhcintaditiapsenyumtulusmu_

Monday, November 2, 2009

Sebuah Reuni, “Me” Dalam 4 Slide

Slide Taman Kanak-kanak
Ehm ... ingatan apa ya yang tersisa dari taman kanak-kanak ku? Masih ingat waktu karnaval memakai kostum “guru”, seragam korpri sebutannya. Begitu ramainya kelas ku saat ada teman yang berulang tahun, syukuran dengan makanan yang untuk ukuran masa itu begitu berharga bagi anak-anak usia TK. Belajar menyanyi “Indonesia Raya”, “Pelangi”, “Bintang Kecil” hingga “Ibu Kita Kartini”. Dan foto-foto kenangan masa itu masih tersimpan rapi di salah satu sudut rumahku. Ah, ternyata aku dulu pernah kecil ... hihihi.


Slide 6 Tahun Di Sebuah Madrasah
Masa 6 tahun ini kuhabiskan di sebuah Madrasah Ibtidaiyah (hihihi). Aku masih ingat pelajaran yang paling kusukai, “Sejarah Islam” karena aku sangat suka dengan kisah-kisah heroik para mujahid/mujahidah Islam di masanya. Alhamdulillah selama enam tahun belajar selalu masuk populasi ranking teratas (nggaya). Aku juga masih ingat bagaimana lucunya jadi “komandan upacara” saat kelasku menjadi petugas upacara waktu itu. Dua kali ikut lomba tennis meja dan akhirnya kalah di akhir set, hiks, masih grogi-an kalau dilihat banyak orang. Jambore di Banyumas yang membuatku berurai air mata gara-gara didatangi bapakku waktu itu.
Kangen sungai dekat rumah, yang dulu tak pernah absen kusinggahi bersama teman-teman masa kecilku. Iya, sering banget main di sungai (meski awal-awalnya harus petak umpet dengan Ibu, hehe), rumahku kan ndeso. Meski sekedar menangkap capung atau nyeser iwak atau lebih seringnya keburan nang kali. Apalagi pas lagi banjir, seneng banget naik perahu, namanya juga anak kecil.
Masih ingat banget pasar-pasaran, manten-mantenan, petak umpet, kasti, gobag sodor, kecik. Ah, terlalu banyak kalau disebutkan. Tapi benar-benar menyenangkan. Kalau sekarang, mungkin nggak ada permainan kayak gitu lagi.


Slide 3 Tahun Di Menengah Pertama
Setiap masa, ada kenangannya. Pasti! Ingat rebutan bakwan di kantin SMP-ku, habis bakwannya uenakkk banget hehe. Pernah ikut lomba paduan suara (yang aneh) dan akhirnya mendapat juara harapan 1 (harapan sendiri, maksudnya hihihi). Latihan drama yang lucu hingga nasib tragis kelompok dramaku. Satu-satunya ekstrakurikuler yang kuikuti adalah PKS (Patroli Keamanan Sekolah). Menyenangkan bersepeda ria bersama teman-teman SMP-ku, waktu itu jamannya masih naik sepeda onthel. Dan yang paling kuingat, waktu pelajaran Tata Boga edisi table manner dan dengan terpaksanya harus menghabiskan semua makanan yang tersedia di meja makan (mentah dan matangnya), glekh!! Ah, rindu dengan segala pernak-perniknya.


Slide 3 Tahun Nostalgia SMA
Ehm ... penuh perjuangan untuk masuk SMA favorit di kotaku. MOS dengan nguber-nguber tandatangan kakak tingkat (sok artis banget gak sih) dan akhirnya dapat giliran diuber-uber juga hehehe. Pelajaran paling menyebalkan adalah KIMIA, arrggghhhh! Sampai sekarang juga nggak suka, makanya masuk Sosial, dan disana aku menemukan “kenyamanan”ku. Dan lagi-lagi ditunjuk untuk ikut PKS (Patroli Keamanan Sekolah), lumayan sih dapat sertifikat (lho?). Paling seneng soto-nya Bu Is di kantin pojok, meski sering kehabisan ... nyummy!
Kangen latihan taekwondo di dojang Kutoarjo, kangen tendang-tendangan, kangen gojlokan pas ujian kenaikan tingkat, kangen mengalahkan sparing partnerku! Kangen juga dengan pendakian ke Merbabu dan Sumbing, kapan lagi ya? Kangen kenakalan-kenakalan jaman itu sama teman-teman satu kost, main basket malam-malam dan konangan satpam hihihi, kabur dari sekolah waktu classmeeting, hah! Namanya juga masih berjiwa muda hehehe.
Masih ingat banget pentas mujahid di SMA sebelah, saat beraksi menjadi seorang mujahid, mengharukan! Dan yang paling indah, kudapatkan hidayahku. I am jilbaber, now and forever, insya Alloh!

Thursday, October 29, 2009

Angel dan Demon, ayo kita akhiri permainan ini!

Angel dan Demon
dua sisi terbalik yang selalu ada
untuk mempeributkan sesuatu
di diriku

kadang
sejujurnya kukatakan, aku capek
sangat!

tapi bagaimana mungkin
menyudahi semua ini
jika keduanya masih mengendap di hati

arrggghhhh ...!
ingin lepas dari semua
tapi (sepertinya)
sudah terlanjur sulit untuk berlepas diri
meski tahu salah


Angel dan Demon, ayo kita akhiri permainan ini!

MOZAIK PEREMPUAN *hari ini aku belajar tentang hidupku sebagai seorang perempuan*

*hari ini aku belajar tentang hidupku sebagai seorang perempuan*

Perempuan.
Hampir aku selalu terkagum-kagum dengan nama itu. Sebuah nama dengan berbagai keindahan. Keindahan fisik dan hati. Jelita!

Hari ini aku benar-benar belajar tentang diriku sendiri, yang seorang perempuan, dengan segala warna yang pernah kupunya. Hitam, putih, dan terkadang abu-abu, menjelma dalam diriku yang seorang perempuan. Dan aku begitu bangga menjadi seorang perempuan. Atau jika tidak ada yang bisa dibanggakan dari ke-perempuan-anku, maka aku patut berbangga karena lahir dari rahim seorang perempuan tangguh dan jelita. Ah Ibu, engkaulah perempuanku.

And, the story goes …

Hari ini aku belajar banyak dari seorang perempuan. Dia tidak terlalu cantik tapi juga tidak terlalu jelek, secara penampilan fisik. Bahkan bisa dibilang terlalu maskulin untuk ukuran perempuan seusianya. Umurnya sudah hampir berkepala empat. Dia seorang isteri (yang dinikah siri) dari seorang tukang becak (yang notabene adalah penderita diabetes) dan seorang ibu dari lima anak. Dan sudah bisa ditebak, bahwa perempuan ini masih terdaftar dalam populasi makhluk pinggiran dengan ekonomi lemah. Saat ini dia tengah menanti kelahiran anak ke-enam-nya, anak yang entah apakah sangat didamba olehnya atau tidak.

Dan tahukah kalian? Perempuan ini dengan sangat jujur mengakui bahwa hampir kelima anaknya itu dipastikan bukan anak suaminya, melainkan hasil hubungannya dengan seorang lelaki lain (yang notabene lebih muda beberapa tahun darinya, atau bahasa kerennya disebut sebagai brondong), bahkan janin yang kini sedang dikandungnya pun hasil hubungan dengan pacar gelapnya. Masya Alloh!

Perempuan ini juga terang-terangan mengakui bahwa sang suami (yang tukang becak tadi) hanya menikahinya secara siri karena sang suami tahu bahwa perempuan ini sudah seringkali main serong dengan selingkuhannya. Bahkan sang suami men-capnya sebagai seorang pelacur (maaf). Na’udzubillah.

Memang dilihat dari cerita yang disampaikannya, perempuan ini seolah sudah tak punya malu lagi untuk menunjukkan bahwa dia tetap akan hidup dengan dirinya yang seperti itu. Terserah, orang mau men-capnya sebagai apa, dia tetaplah dia dengan wujudnya sebagai seorang perempuan. Toh, Alloh lebih tahu.

Saya tidak akan membahas masalah internal keluarga perempuan ini; kenapa dia selingkuh dan bahkan melahirkan anak-anaknya dari lelaki yang bukan suaminya hingga hampir enam kali, kenapa suaminya menjadi acuh terhadap segala kelakuannya dan kenapa dia masih mempertahankan bayi yang ada di rahimnya.

Dan saya rasa, saya juga tak berhak untuk mencap-nya sebagai makhluk nista, bukan perempuan baik-baik, yang menjual dirinya dengan sangat murah kepada syaithan. Hanya Alloh yang berhak menilainya, hanya Alloh yang lebih tahu segalanya.

Saya belajar, bahwa ternyata tidak cukup mudah untuk menjadi seorang perempuan dengan segala yang dimilikinya.

Perempuan, yang ternyata mampu menanggung beban psikologis yang lebih berat daripada lelaki. Mungkin inilah kenapa hanya perempuan yang bisa menjadi tempat curhat yang nyaman, khususnya bagi sesamanya. Dan mungkin inilah alasan, kenapa Alloh menganugerahi perempuan sebuah rahim untuk ditumbuhkan makhluk-makhluk mungil dengan pertaruhan jihad fii sabilillah. Subhanalloh!

Perempuan, yang dalam satu waktu tak akan mungkin mencintai dua lelaki sekaligus. Dia pasti akan lebih setia pada satu orang saja. Karena perempuan hanya punya satu hati dan hanya akan ada satu nama yang disimpannya di bilik hatinya itu. Berbeda dengan lelaki yang akan dengan mudahnya membagi cintanya dengan beberapa perempuan, dalam waktu yang hampir bersamaan. Dan inilah alasan kenapa tidak ada poliandri di dunia seorang perempuan. How come ??

Perempuan dengan mozaiknya; kecantikan, kelembutan, ketangguhan, dan kesabarannya, membuat dunia begitu berbeda. Ia bisa menjadi “Peri Baik Hati” yang akan menjaga hati makhluk-makhluk maskulin agar tetap berjalan di atas kebaikan, tetapi ia juga bisa menjadi “Iblis Cantik” yang akan menaklukan hati makhluk-makhluk maskulin itu hingga jatuh ke jurang yang paling dalam bernama nista. Dengan “kecantikan”nya, ia bisa menaklukan semuanya, termasuk segumpal daging bernama hati. Karena tidak ada perempuan yang sangat cantik di dunia ini, yang ada ialah kaum adam yang sangat lemah bila berhadapan dengan kecantikan. Tetapi tahukah? Bahwa kecantikan perempuan tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan kemuliaan akhlak dan perilakunya. Perfect wannabe!

Perempuan, yang bisa dengan mudahnya memaafkan, setelah berbagai pengkhianatan yang dilakukan orang yang dicintainya. Memaafkan, sebuah tindakan yang membutuhkan energi yang lebih besar dari matahari dan bintang lainnya di semesta raya, namun begitu mudah dilakukan oleh makhluk (yang katanya) lemah seperti perempuan. So deep!

Perempuan, makhluk lemah yang sangat berlebihan dalam mencintai dan membenci. Dia tidak berada ditengah-tengahnya. Hebat bukan? Sungguh beruntung makhluk-makhluk di bumi Alloh yang dicurahi perasaan cinta yang sangat kuat dari seorang perempuan, karena dia akan memberikan segala yang dimilikinya. Totalitas dalam mencintai, pengejawantahan cinta yang berbeda dari makhluk bumi lainnya. Mungkin inilah alasan kenapa lelaki tak boleh menyakiti hati perempuan. Seperti kaca ?

Perempuan, yang akan kesulitan jika dia berada diantara seorang lelaki yang dicintainya dan seorang lelaki lain yang mencintainya. Entahlah, ia akan memilih yang mana. Yang jelas, ia hanya akan memilih takdirnya sendiri. She still looking for her soulmate, in this small world!

Ah, jika begitu … benarlah, surga di telapak kaki ibu (baca: perempuan).

Saya hanya ingin menjadi seorang perempuan baik-baik, bukan karena saya ingin mendapatkan seorang lelaki baik-baik juga. Tetapi karena saya merasa bahwa saya memang menginginkannya, sejak sebelum saya menyadari betapa hebatnya menjadi seorang perempuan.

Betapa hebatnya ketika mengenang jejak hidup: titik-titik air yang menggenangi mata dan membentuk sebuah lingkar bernama telaga, peluh yang merusuhi jiwa dan merapuhi sekujur raga, sebongkah hati yang (amat sangat dan terlalu sering) lelah dengan kelelahan yang tak terlihat, hidup dengan segala hiruk pikuknya mozaik sebagai seorang perempuan. What’s a wonderful word, PEREMPUAN!

Ah, inilah bahagianya menjadi seorang perempuan.
Saya sungguh ingin menjadi seorang perempuan baik-baik.
Karena kelak ketika (pada akhirnya) saya diijinkan bertemu dengan-Mu, saya ingin tampak baik di hadapan-Mu.
Selalu ingin menjadi lebih baik.
Sungguh!



Something about Me …. 29102009
*sunyi ini membunuhku ….. i’m speechless, feeling insecure urrggghhhh! ….. menabrak tembok, in my twenty three*

Tuesday, October 27, 2009

Curhat (di Siang Bolong)

Alloh,
Aku mau curhat nih ...

Maafkan aku
Mendekat pada-Mu
Hanya ketika kesedihan menimpaku
Hanya ketika hatiku tengah dirundung duka
Sejahat itukah aku ... pada-Mu?

Alloh,
Aku hanya tak ingin percaya
Bahwa dia, temanku sendiri
Yang selama ini kupercayai sepenuh hati
Menusukku dari belakang
Dengan bilah pisaunya yang amat tajam

Ah, akhirnya yang keluar adalah darah kata

Teman,
Aku tak pernah sekalipun "mengganggumu"
Tapi kenapa kau perlakukan aku
Seperti ini ...?

Apa ... apa ... kau ingin menyingkirkanku ...?
Kalau begitu,
Dengan senang hati ...
Aku akan menyingkir terlebih dahulu
Dari hidupmu

Maafkan aku
Mungkin butuh waktu
Untuk menyembuhkan luka
Yang pernah kau torehkan ini

Tapi tenanglah,
Aku tak akan balas dendam
Aku akan menganggap semuanya
Baik-baik saja
Dan biasa-biasa saja
Meski kita –aku dan kau-
Tak akan bisa kembali seperti semula

Allohu Rabbi,
Engkau lebih tahu ...

..............................................



Tuhan kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku dengan-Mu



_just shocked and wanna mellow .... huhuhu_

Cix, tetaplah percaya pada dirimu sendiri!

_selalu ada alasan untuk percaya pada pilihan yang telah kamu buat_

Cix,
Kamu tak harus selalu menang
Agar bisa disebut sebagai makhluk terkuat
Tetapi
Kamu hanya harus tetap tegar
Ketika kamu jatuh
Di jurang terdalam sekalipun

Cix,
Perjalananmu masih sangat panjang
Kamu masih harus banyak belajar
Belajar tentang dirimu sendiri
Dengan segala warna yang pernah kamu punya
Dan jika ingin berhenti
Berhentilah sejenak untuk berkaca
Sekedar me-muhasabah-i perjalanan hidupmu
Selama ini

Cix,
Tak perlu kamu menyesal
Dengan masa yang telah lalu
Tetapi hargailah
Tiap pilihan yang telah kamu buat

Cix,
Kekalahan memang menyakitkan
Tapi jadikanlah ia tempatmu belajar
Belajar menghargai dirimu
Dan orang lain

Cix,
Kamu hanya harus bertanggung jawab
Atas dirimu sendiri

_pisauyangkautusukkandipunggungkumungkinsudahkaucabut,tapitetapakanmeninggalkanbekasluka_

Catatan Tengah Malam

teringat beberapa sahabat, dengan segala kenangan yang membekas di hati.

apa kabarnya kalian?

aku kangen, kalian jugakah?

tapi aku heran, kenapa pertanyaanku tentang kalian dimana sekarang tak dijawab?

apa karena status belum lulus atau belum kerja atau belum nikah adalah status memalukan sehingga kalian menutupinya seolah-olah itu aib memalukan?

aku hanya sekedar ingin tahu keberadaan kalian, itu saja.

karena aku (masih) sayang kalian...

aku merasa kamu rapuh

Aku ingin melindungimu …

Aku nggak tahu alasannya,

tapi waktu kecil, kamu bisa mengatasi segalanya.

Tapi sekarang,

aku merasa kamu rapuh

dan akan hancur bila nggak kulindungi.

Karena itu … aku ingin mendukungmu.

Hanya itu.

Dasar bodoh!

Pantas saja,

manusia suka mencari apa yang nggak dimiliki dirinya ...

Apa aku juga seperti itu?






_dalam setiap beat, ada ....._

ah, perempuan

perempuan
adalah
makhluk
paling
lemah

ternyata!


karena
terlalu
mudahnya
dia
memaafkan
kesalahan
seseorang
(yang begitu dicintainya)


padahal
memaafkan
-bagi sebagian orang-
membutuhan
kelapangan
hati
untuk
menerimanya


ah, perempuan



_untuk seorang teman: benarkah kau bersedia memaafkannya?_

Kamu hanya harus kuat, diena sayang

diena sayang
apa kabarmu hari ini?
aku kangen
sangat!


kangen
polosmu
candamu
teriakanmu
senyummu
mimpimu
harapanmu
semangatmu
yang meledak-ledak
tapi mampu membuatku
mengharu biru


jangan patah hati
apalagi patah semangat ya sayang
banyak yang sayang kamu
nggak usah pedulikan orang yang bicara tentangmu
kamu hanya harus percaya pada dirimu
kamu hanya harus kuat


ah, aku kangen memelukmu


doaku selalu untukmu, diena sayang

Cantik .....?

sesungguhnya
tidak
ada
perempuan
yang
sangat
cantik,



yang
ada
ialah
kaum
adam
yang
sangat
lemah
bila
berhadapan
dengan
kecantikan.



-beat to beat-

Wednesday, October 21, 2009

Untuk seorang teman, hidup ini ADIL

Untuk seorang teman, hidup ini ADIL

Aku tahu
Semua jalan sudah kau ikhtiarkan
Semua doa sudah kau panjatkan

Jangan pernah merasa hidup ini tak adil
Kau tak akan bisa mendapatkan semua
Karena kau sudah mendapatkan bagianmu
Sendiri

Lanjutkan langkahmu yang sempat tertahan
Jangan berhenti sampai disini
Jalan masih panjang membentang

Dan kalau boleh,
Biarkan aku membersamai mu
Menjadi tangan yang bisa kau gandeng
Menjadi bahu yang bisa kau sandari
Menjadi raga yang bisa kau peluk
Menjadi sahabatmu
Selalu



_Solo, tempat kita mengurai asa dan cita_

Di Pojok Sebuah GOR

Di Pojok Sebuah GOR

Dezzziiiggggg
Ciaaatttttt
Jeduuuugggg
Jderrrrr
Gluddaaakkkkk
Bruggg

Arrrgggghhhhh

SERU, ternyata!

Kapan lagi ya bisa sparing .....???
_dunia ini berbatas, ternyata_

Cengar-Cengir, ding ding ding!

_mencari inspirasi tak bertepi_

Menulis
Bisa jadi sebuah aktivitas membosankan,
Karena ide yang mentok dan kehabisan kata-kata.

Menulis
Bisa jadi sebuah aktivitas menyenangkan,
Karena bisa mengeksplorasi semua kata-kata.

Menulis
Bagiku, sebuah kepuasan tersendiri.
Puas mengeksplorasi kata, mengobrak-abrik dunia.
Puas menembus dinding pembatas, membunuh emosi jiwa.
Puas memberontak semesta, dengan tetap menjadi diri sendiri.

Menulis
Setiap orang bisa menulis, tapi tak semuanya mau menulis.
Tulislah apa yang ingin ditulis, meski hanya sebuah kata “bosan”.
Tulislah apa yang ingin ditulis, meski hanya sebuah kata “kecewa”.
Tulislah apa yang ingin di tulis, entah tentang hujan badai atau lengkungan pelangi.

Menulis
Semoga tulisan-tulisan ini selalu beriringan dengan kebaikan.
Semoga tulisan-tulisan ini bermanfaat, minimal untuk diriku sendiri.

Menulis
Ayo tetap semangat!
Jangan biarkan ide kita malah jadi jerawat!


_the return of the writing heroes, takkan habis kata-kata meski asam lambung berlebih :p_
19102009


Nb : entahlah, tulisan di atas itu bisa disebut puisi atau emosi jiwa ... @#$%^&*^%$#@???
Dipikir-pikir, ternyata notes-ku buanyyyyyaaaakkkk juga yah??? meski agak nggak jelas!
d^^b

Menjadilah Aku

Menjadilah Aku
_bertasbih cerita di pagiNya_

Maka menjadilah api yang menyala-nyala dalam cahaya-Nya
Maka menjadilah angin yang menderu dalam lintasan-Nya
Maka menjadilah embun yang menyejukkan di pagi-Nya
Maka menjadilah hujan yang membasahi semesta-Nya
Maka menjadilah pelangi yang melukis di langit cinta-Nya

_menjadilah seorang perempuan yang (akan dan selalu) merangkai asa kesalehan di dirinya_
@prameks 18okt’09, 06.38 ... berbagi bening cinta@

Grafiti Hitam Putih, Catatan Di 23

_belajar lebih banyak lagi, merangkai asa di langit cinta-Nya_

Dari Abdullah bin Busr, sesungguhnya seorang laki-laki dari desa bertanya, “Wahai Rasululloh, siapakah manusia terbaik?” Rasululloh saw menjawab, ”Orang yang panjang usianya dan bagus amalnya.”

Ya Alloh,
Semoga usiaku yang lalu, yang telah tergerus waktu
Adalah usia yang bermanfaat
Bukan usia yang penuh kesia-siaan

Ya Alloh,
Hujan badai yang Engkau berikan
Membuat lukisan pelangi-Mu terasa lebih indah
Membuatku tetap berteguh di sini
Merangkai asa di langit cinta-Mu

Ya Alloh,
Jadikanlah sisa usiaku kelak
Penuh dengan keberkahan yang Engkau berikan
Dan kelak jika kuketuk pintu surga-Mu
Akan kudapatkan salam terindah-Mu

Ya Alloh,
Ijabahi doa saudara-saudaraku yang telah berdoa dengan tulus
Dan memohon kebaikan untukku
Maka ku mohonkan juga kepada-Mu
Iringilah persaudaraan kami dengan kebaikan-kebaikanMu

Amin ya Robb ...
Amin ya Robbal’alamin ...

Untuk sahabat-sahabatku tercinta,
Syukran jazakumulloh khoir untuk doa-doanya, hanya Alloh yang mampu membalas semuanya.
Semoga Alloh Yang Maha Mendengar mengabulkannya.

Solo, My first day in 23 ....
_aku tidak sedang menunggu untuk menyerah_
18102009; 20:32

Thursday, October 15, 2009

Menyusur Jejak Pelangi

Aku memang bukan orang yang pandai menasehati
Dengan deretan hadist Nabi atau kalam Ilahi

Aku hanya perempuan biasa
Yang suka menulis kisah (berhikmah)
Yang suka menulis puisi
Bercerita tentang diriku yang sedang dirundung duka
Atau bergelimang cinta
Bercerita tentang keluargaku
Bercerita tentang sahabat-sahabatku
Bercerita tentang suatu masa
Bercerita tentang sebuah asa
Meskipun hanya sebuah coretan kecil

Jadi,
Biarlah aku dengan diriku sendiri
Yang seperti ini


Jejak pelangi, ingin kurangkai banyak asa di langit-Nya
Solo 15102009; 17:28

Jika bukan dia

_sedikit terinspirasi dari beberapa moment-moment manis di sekitarku (dan mungkin aku sendiri qqq)_

Apa yang kau sebut sejati jadi milikku kini
Karena apa yang kau cari tak perlu kau miliki
Sekeping damai surga yang hadir di jiwa
Jadi milikmu selamanya dengan mencintaimu

Cintaku mengalir tak akan berakhir
Tak perlu kau mengerti arti ketulusan ini
Cintaku mengalir tak akan berakhir
Tak perlu kau pahami arti keyakinan ini
Arti ketulusan ini
Arti keyakinan ini
_hmmm, suka banget lagu ini_

Mungkin ini musim orang jatuh cinta, makanya aku juga nulis tentang CINTA .... hah!

Kalian pernah merasakan apa yang orang-orang sebut dengan “JATUH CINTA” ....?

Pasti pernah, meski hanya cinta monyet (tuh kaaaan, monyet aja bisa jatuh cinta ... qqq). Mungkin pas jaman SD pernah suka sama teman sendiri sampai akhirnya ketika telah beranjak dewasa memutuskan untuk patah hati dengan kesadaran sendiri. Kenapa? Karena si pujaan hati telah menjadi primus (pria mushola, red) alias tobat duluan. Atau kisah lain, suka dengan pelatih bela diri (hehe) sampai akhirnya patah hati (juga) karena si pelatih sudah punya gebetan sendiri (lebih tragis).

Jatuh Cinta ya ...???

Kupikir, wajar! Perasaan suka itu fitrah manusia, asal bukan ke sesama jenis (hiiyyyy). Cinta adalah anugerah terindah dari Alloh yang diberikan kepada manusia. Tinggal bagaimana si manusia mengelola cinta itu.

Saat jatuh cinta, cara mengekspresikannya juga berbeda-beda. Ada yang dipendam di dalam hati saja, bahkan sampai mati tak berani mengutarakannya. Ada yang secara ekspresif langsung diungkapan, bahkan hampir seluruh dunia tahu. Bahkan ada yang sampai “gila” karena cinta.

Sekalinya jatuh cinta atau suka dengan seseorang, sebagian pasti menginginkan bahwa kelak seseorang tersebut yang akan menjadi pendamping kita kelak. Dia yang kelak akan kita ajak membangun peradaban baru di bumi Alloh ini. Dia yang kelak akan menjadi partner kita baik dalam suka maupun duka. Dia yang akan menjadi sandaran hati kita, dan hanya dia yang akan selalu ada di hati kita. Manisnyaaaaa ...... Karena dia yang kelak akan menjadi satu-satunya yang halal bagi kita.

Ya.
Ada yang berpikir seperti ini, “AKU TIDAK AKAN MENIKAH DENGAN SIAPAPUN, KECUALI DENGAN DIA” (hororrrrr!!!).

Sampai-sampai berdoa seperti ini:
Ya Alloh, kalau memang dia jodohku maka dekatkanlah
Kalau memang dia bukan jodohku maka jodohkan kami
Atau kalau memang kami benar-benar tidak berjodoh, jangan beri dia jodoh!
_tweeewww ... saiko!_

Lantas, jika ternyata Alloh berkehendak, seseorang itu bukan DIA ....? Bukan seseorang yang sejak dulu kita idam-idamkan. Bukan seseorang yang dulu sangat kita inginkan. Bukan seseorang yang dulu, kita pernah jatuh cinta padanya dan menaruh asa padanya. Karena ternyata, cinta kita padanya bertepuk sebelah tangan. Atau sebaliknya.

Kecewa ?
Terluka ?

Itu wajar, manusiawi. Bukankah kecewa adalah hak seorang manusia. Terluka pun boleh saja. Bagaimana tidak luka jika ternyata cinta kita bertepuk sebelah tangan.

Lalu apa kita akan memaksanya untuk mencintai kita?

Tidak terpikirkah bahwa ternyata jika kita bersamanya, hanya akan menambah luka. Kita tak mendapatkan kebahagiaan saat bersamanya.

Satu kalimat,
Percayalah, bahwa INI ADALAH YANG TERBAIK DARI ALLOH. Berbaik sangkalah kepada Alloh, karena hanya Alloh yang paling tahu yang terbaik buat kita. Dan yakinlah, bahwa kita akan mendapatkan seseorang lain yang lebih dari dia. Seseorang lain yang akan memberi kita kebahagiaan dan membuat kita bersyukur karena Alloh telah mempertemukannya dengan kita.

Dan bisa jadi Alloh menjodohkan kita dengan orang lain, bukan karena Alloh tak hendak mengabulkan seluruh keinginan kita, tapi karena Alloh tahu jika kita bersama dengan seseorang yang begitu kita idam-idamkan maka kita tak akan mendapatkan kebahagiaan. Ya, tidak terpikirkah bahwa kita (mungkin) tak akan mendapatkan kebahagiaan jika bersamanya? Justru kita akan menemukan kebahagiaan dengan seseorang lain, yang mungkin sama sekali belum pernah kita kenal sebelumnya namun begitu mencintai kita dengan segala kekurangan yang kita punya (duh, manisnya .... ).

Hhmmpphhh ....
What’s the point ? :)
Patah satu, tumbuh seribu! (husss).

Berkhusnudzonlah terhadap semua kehendak Alloh. Yakinlah, bahwa semua itu adalah pemberian TERBAIK dari-Nya, termasuk dalam hal jodoh. Lagipula, kalau memang sudah jodoh, nggak akan lari gunung dikejar (dimana-mana, yang namanya gunung juga nggak bakalan lari kalau dikejar hehe). Mungkin tidak sekarang Alloh mempertemukannya dengan kita, entah esok atau lusa. Alloh yang paling tahu waktu yang tepat untuk kita bertemu dengan seseorang yang kelak kita yakini sebagai soulmate kita, SIAPAPUN dia.

Percayalah,
Jika bukan DIA, pasti akan ada seseorang yang lebih baik yang dipertemukan dengan kita. Alloh telah menuliskannya sejak sebelum dunia ini ada, kita hanya harus berdoa dan berusaha. Selanjutnya tawakkal-kanlah pada-Nya.

Ehmm .... ini hanya coretan kecil.
Untuk belahan jiwaku,
Sabar ya ...
Alloh pasti akan mempertemukan kita
Di saat yang tepat
Karena saat itu aku yakin
Untuk memilihmu
-xixixi, isin ah-


NB :
Didedikasikan untuk teman-temanku yang sedang “bergejolak” asa di hatinya, percaya deh : kalau memang sudah jodoh, dengan jalan apapun, kapanpun dan dimanapun, kalian pasti ketemu!

SAJAK KECIL TENTANG CINTA

Sapardi Djoko Damono

mencintai angin
harus menjadi siut
mencintai air
harus menjadi ricik
mencintai gunung
harus menjadi terjal
mencintai api
harus menjadi jilat

mencintai cakrawala
harus menebas jarak

mencintai kamu
harus menjelma aku

KANGEN!

Ketika hati mulai mengeras
Kukirim salam untuk seorang pejuang
Harapkan semangat ikut bertakbir
Saat raga mulai meringkih
Kukirim kabar kepada seorang pejuang
Berharap ukhuwah dapat sembuhkan

Semoga Allah mengekalkan ikatan ini
Meneguhkan kita di jalan ini
Dan mengumpulkan kita di janahNya nanti
Amin

-----------------------------------------@--@
Aku sedang tidak ingin bicara masalah umat atau masalah kontemporer lainnya.
Aku sedang ingin bicara tentang kita.
Kita.
Aku denganmu.

Aku sungguh bahagia dipertemukan Alloh denganmu.
Aku rindu melihat senyummu.
Aku kangen pelukanmu.
Aku masih ingin mendengar cerita-cerita darimu.

Aku tahu bahwa pada akhirnya
Kita akan punya kehidupan sendiri-sendiri
Tapi ingatlah waktu itu
Waktu kita duduk berdua
Merangkai asa dan berkisah tentang suatu masa

Bisakah kita mengulanginya lagi?
Entah kapan lagi.

Suatu saat, semoga kita bisa reuni di surga-Nya.
Amin.


_kangen!_
Solo, 15102009; 14:21

Untuk sahabatku : Puteri

Puteri,
Aku tahu
Dan aku yakin
Semuanya akan baik-baik saja

Kamu telah mengambil keputusan yang tepat
Kamu sudah menemukan semua jawabannya kan?
Di saat yang sangat tepat

Just to be strong,
This is my Puteri ...

Aku nggak rela
Kalau .....

Doaku untukmu,
Selalu


Solo, tempat kita pertama kali bertemu dan akhirnya saling ‘jatuh cinta’ ^^ V

Aku siap mendengarkanmu, Cinta

Aku siap mendengarkanmu, Cinta

Pada intinya, kuputuskan untuk menutup semua celah.
Dia masih menggantung, tapi aku rasa aku tak perlu menanyakannya.
Biar dia yang putuskan sendiri.

Sip!
Aku mendukungmu.
Itu merupakan satu langkah untuk membuktikan apakah dia benar-benar serius, berani, dan bertanggungjawab.

Aku sadis?
Biar saja.
Sudah kuputuskan untuk berhenti memikirkannya.

Sadis itu beda dengan tegas, Cinta.
Biar tidak menggantung.
Sebelum harapan itu terlanjur membumbung.

15102009: 09;51

Kau Pilih Diuji Dengan Apa?

Memang benar ternyata ....
Ketika kita diuji dengan kesengsaraan, kemiskinan, ketakutan, dan kesedihan, kita akan semakin kuat.
Tetapi ketika kita diuji dengan kebahagiaan, kekayaan, keberanian dan kegembiraan, kita akan menjadi lemah.
Lalu, kau pilih yang mana?

14102009: 15;02

Tenggelam

Blup ... blup ... blup
Tenggelam
Sampai ujungnya pun
Tak terlihat

Blup ... blup ... blup
Biar saja
Menyelam
Hingga dasar laut terdalam

Blup ... blup ... blup
Menikmati
Kumpulan karang
Dalam laut yang berbintang


14102009: 14;32

Menggila

Biar dia bisa merasakan
Luka yang kurasakan
Akan kubalas semuanya
Dengan caraku

Sadis?
Biar saja
Bukankah dia juga berlaku kejam padaku?

Dia belum tahu
Aku bisa lebih kejam dari yang dia kira

Lihat saja
Suatu saat dia akan menyesal
Karena telah membuatku
Luka

_menggila dalam kata_
13102009: 21;45

Tuesday, October 13, 2009

Teroris?

Sampai saat inipun, aku masih tak percaya dengan apa yang diberitakan di media massa tentang apa yang mereka sebut sebagai teroris. Entahlah, dengan banyaknya berita yang simpang siur dan bukti-bukti yang kurasakan kian aneh.

Apakah ini hanya akal-akalan segelintir musuh Islam yang sengaja memberangus Islam?? Wawallohu’alam bishowab

Kelak, suatu saat, semuanya akan terungkap dengan jelas.
Saat dimana hanya Alloh yang berhak memutuskan salah atau benar.
Saat itulah manusia akan menyesal, dengan perbuatannya terdahulu.

_semoga aku bukan termasuk orang yang merugi ... amin_
12102009: 21;26

Memperjuangkan cinta!

Iya, aku setuju
Cinta tak perlu memiliki itu
Adalah cara berpikir yang salah

Seharusnya cinta itu diperjuangkan
Dan setiap orang pasti punya cara masing-masing
Untuk memperjuangkan cintanya
Di jalan Alloh

Sebelum semuanya terlambat
Dan kita akan menyesal
Seseorang bilang, “go get her/ him”

Karena kita
Tak akan pernah tahu rasanya
Kalau belum mencobanya



_abu-abu_
12102009: 21;32

In memoriam

_menghapus kenangan, sedikit mellow_


Hampir lupa
Sejak kapan taman itu
Penuh dengan bunga yang bermekaran

Hampir lupa
Sejak kapan sungai itu
Penuh dengan riak gelombang

Hampir lupa
Sejak kapan malam gelap
Selalu dipenuhi dengan pijaran bintang

Hampir lupa
Sejak kapan setiap kali hujan luruh membasahi bumi
Selalu ada pelangi

Hampir lupa
Sejak kapan aku mengenal seorang makhluk bumi
Sepertimu

Sudah kuputuskan
Entah sejak kapan
Bahwa aku harus melupakan semua itu!


12102009:14:16

Aku lelah

Aku lelah
Sangat!
Bisakah kau biarkan aku sendiri?
Sendiri

Aku lelah
Harus selalu menghadapimu
Apa kau tahu?
Berhadapan denganmu
Kurasakan sangat menyiksaku
Sangat!

Bisakah kau tak menggangguku lagi
Aku ingin melanjutkan hidupku
Meski dengan kesendirianku

Sungguh
Aku sama sekali tak menyukaimu
Jadi
Bisakah kau pergi sejauh mungkin
Dan jangan biarkan
Ada waktu sedetikpun
Untuk menemuiku lagi

Kalau aku boleh memohon pada-Nya
Aku punya satu pinta
Jangan pertemukan aku
Denganmu!

Aku kejam?
Biar saja!
Aku tak mau tenggelam bersamamu
Aku masih ingin melanjutkan hidupku
Dengan asa-asa yang (terkadang) berbias

Tolong, jangan ganggu aku lagi
Anggaplah aku seorang yang sadis
Maka kau akan mundur
Dari semua permainan ini

12102009:10;20

Tak Bisakah Sedikit Mengerti ....???

Untuk sekumpulan orang yang terus membombardirku

Benar-benar sudah mencapai puncaknya
Selama ini aku sudah cukup bersabar
Bersabar atas tuntutan kalian

Aku sudah capek
Dengan keegoisan kalian
Aku hampir rubuh
Lungkrah dalam kesendirian
Kenapa kalian masih menambah beban
Di pundakku
Dan kurasakan kini semakin memberat
Bagai berton-ton tembaga
Saling beradu cepat menjatuhiku

Sedikitpun
Kalian tak rasakan
Aku sedang kepayahan mewujudkan keinginan kalian?
Dan yang kudapatkan hanya keluhan kalian!

Aku ingin menangisi semua ini
Kenapa kudapatkan kalian disini
Sedang kalian tak sedikitpun
Menghargai usahaku ini

Aku sudah sangat bersabar
Dan apakah kalian juga tak bisa
Sedikit lebih bersabar
Terhadap usahaku?

Kalian selalu menuntut
Menuntut
Dan menuntut
Lalu apa yang sudah kalian berikan?

Tak tahukah kalian?
Tak sadarkah kalian?
Aku sendiri
Mewujudkan keinginan kalian
Sendiri
Tahukah artinya sendiri?
Sedangkan kalian mengeroyokku dengan tuntutan kalian



Ah, mungkin ini hanya soal ketidaksabaran kalian menghadapiku ....
Atau sebaliknya

12102009: 14:07

Freezing!

Hujan bulan ini
Membuatku benar-benar membeku
Membeku dalam duniaku sendiri

Jangan sentuh aku
Karena kalau kau sentuh
Aku (mungkin) akan meleleh
Dan aku sangat benci
Ketika harus meleleh
Di hadapanmu

Biar saja
Aku tetap ingin disini
Dengan kebekuanku
Kalaupun aku harus meleleh
Biarkan aku meleleh
Dalam kesendirianku

12102009:10;08

Aku benci orang seperti dia!

Alloh,
Aku benci orang seperti dia ...
Mempermainkan hati sesukanya

Aku benar-benar tak menyukainya
Sangat!

12102009:09:57

Wednesday, September 30, 2009

jadi, apa yang kau pilih?

Dia masih menanti datangnya keajaiban
Di satu episode hidupnya

Keajaiban untuk memilih

Apakah dia akan kembali?
Ataukah lebih baik menyudahi semuanya?

Tapi
Siapa yang tahu
Bahwa esok kabut turun lebih tebal lagi?

_ough...speechless_




nb: didedikasikan untuk seorang teman, "just believe, the best gift from Alloh... kamu tidak sedang menunggu untuk menyerah, bukan?"

-jadi, kau pilih yang mana? aq percaya pada 'pilihanmu' :-)

Tuesday, September 29, 2009

CATATAN HATI 3

Alloh,
Kenangan itu memang terlalu pahit
Bahkan untuk dilupakan
Saat coba disingkirkan
Dia selalu datang
Dan datang lagi
Seperti air yang melebihi batas normalnya
Hingga membanjiri seluruh kanal hati
Dan aku hanya bisa menangis perih
Kenangan, kenangan, kenangan
Hanya itu yang aku punya ...

CATATAN HATI 2

Duhai Pemilik Hati,
Baru kusadari betapa ringkihnya sebuah hati
Hanya satu panah cupido evil
Membuat sebuah lubang di hati
Ajari aku bagaimana mencabut panah cupido
Agar lubangnya tak bertambah besar
Jangan biarkan busurnya mengarahkan anak panahnya lagi
Tepat di jantung hati
Karena hati takut tak bisa mengelak lagi
Kumohon ...

CATATAN HATI 1

Alloh,
Apakah salah jika hati ini mengarah pada selain-Mu?
Apakah salah jika hati ini mengharap pada selain-Mu?
Aku ingin tahu jawaban sejujurnya
Apa boleh, Alloh?
Karena aku terlanjur membuat noda di hati ini
Dan aku tak tahu, apa masih boleh aku membersihkannya
Aku hanya ingin terlanjur cinta pada-Mu
Pada-Mu ...

Alloh,
Aku takut buruknya hati ini memberi efek pada arah kehidupanku selanjutnya
Tapi apa menyukai seseorang itu menandakan buruknya hati?
Bukan kukira
Adalah hak tiap manusia untuk melabuhkan hatinya pada seseorang
Dan apa aku juga punya hak untuk melabuhkan hatiku pada sebuah dermaga bernama cinta?
Aku hanya masih ragu,
Apa ini benar?

Solo, 23 Februari 2009

Selayang Ku Pandang; Antara Rumah dan Kampus

-Life goes on as usual, seeking for you when you live like the wind ..... My heart, is like that wind-

Curhat onlen deh ... huhuhu ^^
Ada yang bilang seperti ini:
BIASANYA KONDISI DI RUMAH TIDAK SENYAMAN DI KAMPUS
Bagiku, kata-kata itu terasa asing dan sangat membuatku tidak nyaman. Selama ini sering aku berpikir, kenapa sih RUMAH selalu diinterpretasikan sebagai tempat tidak nyaman dan selalu menjadi alasan kenapa banyak orang harus segera menjejakkan kaki kembali ke kampus??

RUMAH ....???
Pliss deh!
Tempat asa kita bermula, menuai rasa ... merasakan kehangatan peluk seorang bunda, kasih seorang ayah dan taburan cinta our brother-sister.

Heran dengan beberapa orang yang ingin segera kembali ke kota lain (kampus, red) karena merasa tak nyaman di rumah. Apalagi dengan kondisi keluarga yang masih ammah (bahasa tingkat tinggi banget nggak sih??) dan merasa belum terpahamkan akan dakwah. Yang belum terkondisikan untuk selalu sholat berjama’ah, wiridan ma’tsurat, tilawah setiap saat, atau ekstrimnya ruhiyah masih nol besar (apaan sih), yang masih jauh dari kesan keluarga Islam(i). Pemikiran apaan kayak gini??

Kalau kondisi rumah yang kurang terasa nyaman seperti itu, kenapa pula nggak coba memperbaikinya? Kenapa nggak coba mengkondisikan secara pelan rumah kita (keluarga kita) agar menjadi keluarga muslim yang “sehat”? Kenapa malah harus “lari”, ingin segera kembali ke kampus (yang katanya banyak memiliki energi ruhiyah yang cukup besar, siapa pula yang bilang)?

Bukan menyalahkan, hanya menyayangkan pemikiran seperti itu.

Rumah dan Kampus.

Kampus?
Masihkah jadi tempat ternyaman, dengan segala hal yang terjadi di dalamnya?
(kurasa tidak)

Rumah?
Akan selalu jadi tempat ternyaman untuk kembali, apapun yang sedang terjadi di dalamnya.
(yakin, iya!)

RUMAH, adalah tempat ternyaman ..... apapun kondisi penghuninya.
Ketika ruhiyahnya sedang menurun, ayo dong perbaiki sama-sama, bukan malah meninggalkan! Apa artinya kita “sukses” (dengan “karir dakwah” di kampus), kalau ternyata RUMAH (tempat kita mengerti apa itu “cinta” untuk pertama kalinya ) yang kita huni malah membuat kita tak nyaman tinggal di sana.

Hope: Rumahku akan menjadi istana ku di dunia dan akhirat. Ayah, Bunda dan adik-adikku tersayang, ayo kita bangun sama-sama “rumah” kita ini agar kelak menjadi “istana” di surga-Nya. amin

Ah .. aku ingin lebih lama tinggal di “rumah”ku, sebelum aku bisa membuat “rumah” sendiri.
_aku hanya penduduk bumi ..... no offense, biarkan aku dengan pemikiranku ini_

Tuesday, September 15, 2009

Sebuah Legenda; Cangkir dan Poci-nya

Mungkin belum saatnya

Cangkir disandingkan dengan Poci..

Bukan karena si Cangkir terlalu cantik untuk si Poci,
Bukan pula karena si Poci terlalu tinggi untuk si Cangkir...

Bukan itu,

Hanya saja, mungkin butuh waktu agar si Poci bisa menuangkan air teh-nya ke dalam Cangkir dengan penuh cinta,
mungkin butuh waktu pula bagi si Cangkir untuk menerima semua yang tertuang dari si Poci, entah manis atau pahit...

Ah, ini yang namanya belum berjodoh!

Cangkir dan Poci, kelak kan bertemu lagi.
Mungkin saja!

Perlihatkan apa yang kamu bisa!

Kamu sudah susah payah datang ke sini.

Kuberi kamu kesempatan.

Kira-kira sejauh apa kamu bisa mengagetkanku.

Aku tak akan lari atau sembunyi.

Silakan saja kalau mau 'balas dendam'.

Kuberi tahu, kamu tak akan bisa melukaiku sekeras apapun kamu berusaha.


-hmm, show me the meaning of being lonely ... Backstreet Boys banget seh-

Karena itu ...

Begitu mudahnya kau melupakan masa lalumu

Entah kenapa malah membuatku sulit menerima

membuatku takut

ketika akhirnya nanti

aku akan menjadi bagian dari masa lalumu

Kalau boleh, aku ingin tetap mencintaimu seperti dulu

Ketika aku datang dengan derai air mata ...
Pada seorang yang sangat kusayangi, padamu!
Tiba-tiba
Kau bilang
“Memangnya hanya kau saja yang punya masalah?”
“Selalu tentang kau, bukan?”
“Semoga kau bisa menikmati masalahmu yang lebih besar dari siapapun sendirian!”
Dan kau berlalu dari hadapanku
Bayangmu pun tak mau menengok padaku
........
Aku luruh dalam tangisku
........
Jadi ini?
Seolah kau berkata, “Aku muak mendengar ceritamu”
Dan aku kecewa
Kecewa dengan diriku sendiri
........
Maafkan aku, sungguh ....
Mungkin aku teman terjahat yang selalu merengek padamu
Tanpa pernah mau mendengar rintihanmu
Maaf
Bisakan kita tetap bersahabat?
Maukah?
Kalau boleh, aku ingin menghapus air matamu
Kalau boleh, aku ingin meminjamkan bahuku untuk tempatmu bersandar
Kalau boleh, aku ingin tetap berjalan di sampingmu
Kalau boleh, aku ingin tetap mencintaimu seperti dulu
Hanya itu
Kalau kau mengizinkan
Hanya
Andai saja ada kesempatan kedua ...
-untuk seorang teman, maaf-

Saturday, March 21, 2009

Suatu Sore Bersama Kakek dan Cucunya.

18 maret 2009 siang yang panas

Aku agak lupa kapan kejadiannya, cuma masih keinget aja. Tapi kalo nggak salah sih kira2 dua minggu yang lalu deh. Akhir2 ini aku jadi sering banget make’ prameks, entah itu pulang ke rumah ato sekedar ke tempat adekku di jogja. Di prameks, aku menemui buanyak sekali hal-hal yang kadang jadi inspirasi buatku, termasuk dalam hal menulis.

Nah sore itu, seingetku sabtu sore, ku berencana pulang ke rumah, naik prameks sore kira2 jam 14.35 an dari Balapan. Nasib deh, gak dapet tempat duduk. Aku lupa, ini kan sabtu, so pasti banyak banget mahasiswa yang mau pulkam (pulang kampung). Berdiri deh T.T ...

Penumpangnya lumayan banyak sih, sampe bikin sesak napas (halah! lebay). Nah pemandanganku berhenti pada sepasang bapak-anak. Eh, tapi dipikir2 kayaknya itu bukan anaknya deh, cucunya kali. Dalam bayanganku bapak-bapak (kira-kira usia 50-60an deh) itu kakek yang sayang banget ma cucunya, en dalam bayanganku anak kecil berusia kira2 3 tahun itu adalah anak yang dititipkan oleh orang tuanya pada sang kakek. Kelihatan banget tuh kakek sayaaaaaang banget sama cucunya. Udah gak dapet tempat duduk, musti nggendong tuh anak lagi. Eh pas gilirannya dapat tempat duduk, tuh anak tiba-tiba malah nangis minta pulang. Yaahhh... ni anak kagak tau kali ya kalo yang namanya kereta nggak bisa berhenti seenaknya di tengah jalan. Ancur deh jalur KA kalo gitu. Hehe.

Nah, yang bikin aku terharu pas tuh kakek ngeneng-ngeneng (hayyah!) tuh cucunya. Maksudnya, biar tuh anak kagak nangis lagi. Kakek itu nyanyi en tau nggak nyanyi apa? Buaya Darat-nya RATU? Begadang-nya Rhoma Irama? Atau Bang Thoyyib? Ha8 salah semua...

Kakeknya itu menyanyikan lagu-nya Ebiet G Ade, judulnya Titip Rindu Buat Ayah! Hwaaaa..... bikin aku nangis aja tuh kakek. T.T hiks.. sediiihhh. Suaranya yang serak-serak tapi nggak basah, bikin aku tambah tertohok sama lagunya itu. Apalagi temen di kantor ada yang sukaaaa banget lagu itu, hieekkkk. Tuh anak akhirnya diem juga, nggak nangis lagi. Habis selesai satu lagu, kakek itu nyanyi lagunya Opick yang judulnya Tombo Ati, tapi cuma instrumennya doank (lupa kali ma liriknya yak?) hehe ... tapi tetep aja, aku saluuuutt banget ma kakek itu. Dari caranya menyayangi cucunya itu, keren banget gak sih? Kubayangkan tuh kakek pasti sayaaaang banget sama cucunya dan kayaknya memang ada “story” lain dari sepasang kakek-cucu itu yang aku nggak tahu. So sweet banget pemandangan sore itu.

Aku jadi inget ayah-ku. Ah... aku sampai lupa kapan terakhir kali aku bilang sayang padanya.

Ayah, aku mohon maaf ....

Aku jadi sadar bahwa yang namanya seorang ayah itu pasti rela nglakuin apa aja buat anaknya, pasti sayang banget sama anaknya, meski dengan ekspresi yang berbeda-beda.

Hmmm.... semoga saja sore kemarin juga membuka mata penumpang yang lain (emangnya mereka merem??). Bahwa setiap manusia itu punya ekspresi cinta yang berbeda-beda. Benar-benar inspirasi buatku ...

Monday, February 23, 2009

Polisi Menyebalkan, Lelaki Pasrah dan Selat Segar

Cerita ini berawal dari ke-sebel-an ku saat makan siang bersama teman ku di Manahan. Aku masih inget banget, hari itu hari Selasa, 16 desember 2008. Nggak tau tuh judulnya nyambung apa nggak.

Ceritanya begini.

Kebetulan siang itu aku keluar untuk makan siang dengan temanku. Kita udah janjian. Biasanya sih aku makan siang dengan teman-teman di kantor, nggak keluar. Tapi karena udah janji, lagipula udah lama nggak ketemu sama temenku itu, ya udah akhirnya keluar. Kita pengen makan selat segar nih, tapi ndilalah di belakang PDAM (deket kantorku) selat segarnya habis. So, nyari tempat lain, kita langsung ke Manahan aja, deketnya Poltabes Surakarta, disana kan banyak tempat kuliner asyik yang berderet. Tanpa berlama-lama nyari, kita mutusin untuk makan di warung selat paling pojok, kebetulan berhadapan dengan parkir Poltabes. Udah dapat tempat makan dan ambil tempat duduk, kita nunggu pesenan datang sambil ngobrol-ngobrol. Lagi asyiknya ngobrol, eh tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah “adegan menyebalkan” di depan gerbang parkir Poltabes. Apa coba?

Seorang polisi, entah siapa namanya (nggak penting kali!) kira-kira umur 40-50an tahun (kayaknya udah senior sih) dengan asyiknya menge-lap kacamata jadul-nya (bisa ngebayangin kacamata bapak-bapak kan?) dengan memakai baju seorang laki-laki yang lebih muda darinya (yah kira-kira 30an tahun lah).

Nyebelin banget gak sih???

Sebel, sebel, sebel ... 88888 kali!!!

Kalo dilihat-lihat sih, kayaknya laki-laki itu (korban si polisi menyebalkan) semacam tukang parkir (sejenisnya) di Poltabes Manahan itu. Bukannya merendahkan, tapi memang sepertinya laki-laki itu masih masuk kategori “kaum proletar”. Tampangnya itu lho, memelas dan pasrah banget, bikin aku sedih dan merasa ikut bersalah. Hiks ..

Habis liat pemandangan itu, selera makanku tiba-tiba hilang. Temenku juga ikut-ikutan sebel. Tapi kita tetep makan kok, hehehe, sambil nggrundel-nggrundel nggak jelas saking sebelnya liat pemandangan di dekat kantor kepolisian itu. Sayangnya, pemandangan menyebalkan tadi nggak sempat kuabadikan, kebetulan lagi nggak bawa camdig. Padahal, bisa jadi “berita heboh” tuh di dunia kepolisian Solo! Hehe.

Yang bikin aku sebel tuh si polisi tua itu (sorry ya pak, ku sebut tua ... emang bener kok) seolah-olah orang yang “tinggi” dan uda ngerasa jadi pejabat kepolisian yang terkenal kali, jadi ngerasa boleh “semena-mena” sama orang lain yang lebih rendah (secara strata sosial, mungkin) dari dia. Udah gitu yang tambah bikin gregetan itu, laki-laki korban polisi itu memelas banget tampangnya! Kayaknya nrimo bin pasrah banget kalo di perlakukan kayak gitu sama polisi tua. Pikirnya, dia kan hanya orang biasa (rakyat kecil, maksudnya), jadi ya harus pasrah di perlakukan kayak apapun sama orang yang merasa “besar” kayak polisi tua tadi. Mungkin laki-laki itu segan atau pakewuh atau malah takut sama polisi tua tadi kalo menolak bajunya untuk dijadikan “lap kacamata” polisi tua. Kasihan banget gak sih?? Gak punya perasaan en gak punya etika banget tuh polisi tua, apalagi di depan publik! Mending kalo di tempat yang tersembunyi, eh ntar malah tambah parah kejadiannya. Ya mending nggak usah deh!

Sampai-sampai gara-gara ngelihat pemandangan itu, respect-ku terhadap instansi kepolisian dan isinya (terutama polisi-polisi nyebelin macam itu) turun drastis, bahkan hilang! Udah banyak hal-hal yang membuatku tidak lagi merasa bahwa mereka-mereka itu (para polisi nyebelin) adalah pengayom masyarakat. Pengayom masyarakat yang mana? Masyarakat yang punya predikat kelas kakap kayak koruptor-koruptor tersohor di negeri ini?? Dan jadi “musuh” bagi mujahid-mujahid yang tengah berjuang menegakkan syariat Islam di bumi muslim terbesar ini?? Nggak seharusnya “teladan-teladan buruk” tadi dibiarkan merajalela, bisa jadi preseden buruk juga buat citra polisi di masyarakat. Udah jelek, kok tambah dijelek-jelekkin lagi. Kasihan!

Loh, kok nyerempet-nyerempet sampai sini, he8.

Bukan bermaksud menjelek-njelekkan sih, cuman aku ngerasa nggak rela aja, kalo hal-hal kecil kayak kejadian di atas terulang lagi. Bukannya semua manusia itu sama di hadapan Alloh? Nggak ada yang lebih “kakap” maupun lebih “teri”. Yang membedakan hanya “taqwa”. Bukankah seharusnya kita bisa saling menghargai dan menghormati satu sama lain? Huh... susah sih, tapi apa salahnya mencoba untuk selalu menjadi lebih baik.

Udah ah ...

Pesen buat polisi tua menyebalkan : Saya jadi penasaran, apa memang anda merasa lebih “hebat” dan lebih “baik” dari laki-laki yang ada jadikan korban “lap” itu? Lain kali kalo mau nge-lap kacamata pakai baju sendiri aja, jangan pakai baju orang lain! Gimana kalo posisi anda terbalik, anda yang jadi korbannya???

Buat laki-laki korban polisi tua : Anda memang tak salah membantu orang lain yang sedang “kesusahan” tapi anda terlalu “baik”. Apa salahnya jika anda menolak, ajari polisi tua itu untuk bisa bersikap lebih sopan meskipun dengan orang yang (mungkin) lebih rendah status sosialnya.

Wawallohu’alam bishowab.
21/02/2009 21:33

Thursday, January 22, 2009

Alloh, Tolong Hapuskan Air Matanya ... Untukku!

My room is so sweety .... 19 januari 2009; 20.45
Saatnya menulis kembali, diiringi “before i fall in love” ... hihihi ...


Nikmat Alloh terus saja mengalir, bahkan di saat aku merasa bahwa tak ada siapapun di sampingku, di saat kepayahan menyerangku, dan di saat aku merasa kadang betapa letihnya menarik garis di langit biru ... sendirian.
Hmmm ....
Dan kini Alloh tengah memberiku “nikmat” sakit. Subhanalloh! Sakit yang kurasakan ini mungkin belum ada apa-apanya jika harus dibandingkan dengan jilatan naar. Astaghfirullah, jika Engkau menghendaki maka biarkan rasa sakit dan kepayahan ini sebagai penggugur dosa-dosaku dan peneguh imanku. Amiiiiinnnn ....
Seperti tausiyah dari seorang sahabatku, “Sesungguhnya Rabb-mu punya cara-Nya sendiri untuk mentarbiyah hamba-Nya. Ia menjadikan tubuhmu sakit agar kau menjaga sehat. Ia menjadikan hari mudamu sulit agar kebijaksanaan melekat di hari tuamu. Ia menjadikan dirimu lelah dalam kepayahan, agar kau mampu memaknai arti perjuangan ...” Ah .. terima kasih kawan, kau ingatkan aku.
Yah, dikala sakit, aku baru benar-benar menyadari nikmat sehat itu. Nikmat yang tak kan tergantikan meski dengan limpahan kemewahan apapun. Sehat! Subhanalloh ...
Tuhan, baru kusadar indah nikmat sehat itu ...
Mungkin Alloh menegurku, karena tak berusaha mengerti bahwa tubuhku ini juga punya “hak” yang harus dipenuhi. Hak untuk diperhatikan dan dijaga. Beberapa bulan terakhir yang menyita energi hingga membuatku melupakan apa yang namanya “makan”. Hiperbola mungkin, tapi nyata! Begitu banyak aktivitas yang kulakukan tanpa diimbangi dengan asupan energi yang cukup membuatku akhirnya “ambruk” dan terpaksa melewatkan indahnya “tahun baru hijriyah dan masehi” di rumah sakit. Tragis memang, tapi ini konsekuensi yang harus kujalani.
Seminggu kuhabiskan di rumah sakit, beristirahat sekaligus merenung. Merenungi hikmah di balik “ambruk”nya seorang Ucix. Indah nian teguranmu ya Alloh ...
Sempat dirawat di Solo sebelum akhirnya dipindahkan ke Purworejo. Saat dalam perjalanan menuju rumah sakit (diantar teman kos), aku sempat merasa “apakah ini akhir dari semuanya?” Sakitnya membuat air mataku sampai mengalir bak telaga. Cengeng sekali? Tak apa! Karena aku benar-benar tak tahan dengan sakit yang mungkin aku belum pernah aku merasakan sebelumnya. Allohu Akbar!!! Belum pernah sampai ku harus menangis menahan nyeri ini. Alloh, betapa sakitnya .... ini di dunia, bagaimana kelak di akhirat nanti? Sanggupkah aku?
Silih berganti beberapa teman-temanku menjenguk. Beberapa hari di rumah sakit, aku merasakan sakit yang membuatku menjadi sosok yang cengeng, mungkin! Bagaimana tidak, selain suhu tubuhku yang naik-turun (antara 38-39o C) dan tensiku yang nge-drop hingga 80 tetapi juga tenggorokanku ikut meradang. Subhanalloh, sakit sekali meski hanya untuk batuk atau minum. Sampai-sampai tiap kali batuk, tanpa sadar air mataku tak berhenti menitikkan bulir-bulir bening. Kuiringi dengan istigfar sesekali.
Hingga akhirnya harus dipindahkan ke rumah sakit di Purworejo (agar lebih dekat dengan keluarga di rumah). Sakit luar biasa kurasakan di perutku, tak kurasakan sebelumnya. Apakah yang bermasalah itu sebenarnya perutku? Allohu Akbar! Benar saja, sampai di rumah sakit di Purworejo ku periksa hematologi rutin lagi. Tipus, positif, dan tinggi!
Allohu Akbar, lagi-lagi ku hanya bisa bertakbir ... tak pernah ku bayangkan sebelumnya bahwa tipus inilah yang sebenarnya membuat panasku tak kunjung turun juga. Sakit, makan tak enak, tidur pun tak nyenyak. Hmmm.... aku memang sempat shock, kenapa harus tipus??? Kubayangkan, butuh waktu yang panjang dan lama untuk bisa benar-benar sembuh total.
Pulang dari rumah sakit, ku dianjurkan bedrest total, artinya no aktivitas sama sekali! Hampir 2 minggu bedrest ternyata tak membuatku benar-benar pulih total. Bolak-balik rumah sakit hingga membuatku bosan, apalagi dengan obatnya! Huhf ... tapi demi kesembuhan, kusabarkan diri untuk menuruti semua saran dokter. Bismillah !
Ini hampir pekan ke-4 sejak ku sakit, memang masih dalam proses recovery, karena yang namanya tipus tak bisa instant sembuh seperti sedia kala. Harus hati-hati. Ku mulai dengan aktivitas-aktivitas kecil yang tak terlalu menguras tenaga. Pelan-pelan tapi pasti.
Tapi selama aku sakit, satu hal yang begitu membuatku mengharu biru ...
Saat bedrest di rumah kemarin, membuatku merasakan betapa kasih sayang orangtua tiada habisnya. Kadang membuatku sampai menangis. Bagaimana tidak, setelah pulang dari rumah sakit, sempat beberapa kali bolak-balik rumah sakit untuk kontrol (karena kondisiku memang masih lemah). Dan yang mengantarku adalah mereka berdua, ayah dan ibuku. Bagi kalian mungkin ini adalah sepele, tapi tidak bagiku. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan wajah mereka yang seolah mengekspresikan cinta tak terbatas. Wajah sendu namun berusaha tak ingin anaknya ikut pilu. Hanya berharap anaknya sembuh total, apapun dan berapapun yang harus mereka keluarkan, tenaga, pikiran, materi dan CINTA !!!
Alloh, kenapa tak jua aku sadar betapa mereka sangat menyayangiku. Ayah yang baru saja pulang dari tempatnya bekerja, masih saja merelakan dirinya untuk mengantarku check up ke rumah sakit, padahal sudah hampir ‘Isya dan aku tahu betul betapa letihnya beliau hari itu. Aku hanya bisa menahan perih .... Alloh!
Dan hari ini, lagi-lagi aku harus mengurai air mata. Tadi siang ku sempatkan untuk check up ke rumah sakit, karena kondisiku yang belum sehat betul, malah aku sempat merasakan kondisiku memburuk untuk beberapa saat. Dalam kesendirian, kupasrahkan pada-Mu ya Rabbi ...
Di saat aku sedang menunggu dokter, tiba-tiba kudapati layar handphone-ku menerima sebuah short message service. Kulihat pengirimnya, my luphly mother!
Beberapa saat terjadilah dialog pendek seorang ibu yang begitu mengkhawatirkan gadisnya, antara aku dan Ibu. Pesan-pesannya memang begitu pendek, namun message yang terakhir kuterima membuatku tak mampu menahan air mata. Di ruang tunggu, beberapa orang mungkin melihatku aneh karena tiba-tiba berurai air mata, aku tak peduli. Pikir mereka mungkin aneh, atau cengeng. Tak kupedulikan, karena aku hanya ingin bulir bening ini mengalir untuknya, untuk dia yang terkasih.
Tahukah kalian?
Ibu ku mengirim pesan begini “maaf ya mbak, ibu nggak bisa merawat kamu.”
Jesss .... seketika hujan luruh membasahi hatiku. Alloh, disaat seperti ini ... aku ingin memeluknya, erat! Bahkan saat aku membuat tulisan ini, dan sampai pada kalimat ini, tak terasa air mataku kembali deras mengalir. Hatiku terluka, juga bahagia .....
Malam sebelumnya pun aku masih ingat, Ibu meneleponku dengan nada suara basah. Aku tahu pasti itu, suaranya yang menahan tangis dan terbata-bata ... Alloh!
Hanya beliau, satu-satunya yang mampu membuat rintik hujan di hatiku, sekaligus meluruhkan badai dahsyat yang hadir tanpa rasa. Hanya beliau ...
Alloh, aku rindu padanya. Hanya yang kusesali, kenapa aku sering membuatnya sedih ... kenapa aku masih tak juga menyadari bahwa cintamu begitu besar, duhai Ibu ....
Alloh, ampuni aku.
Aku sedang berjuang Ibu, lihatlah! Aku sedang berjuang ... di tengah kepayahan ini, karena raga yang sedang diuji ... aku akan terus berjuang untuk sembuh, Ibu. Engkau tak perlu khawatir, karena ujian ini dari Alloh ... Dia pasti lebih tahu yang terbaik untukku, kenapa harus aku ...
Aku akan berjuang, agar engkau tak menangis lagi melihat anakmu tengah “terluka”.
Aku janji, Ibu.
Alloh, kuatkan aku ... sampaikan rindu ini untuk Ibu-ku dan tolong hapuskan air matanya, untukku.
Alloh, terima kasih untuk rasa sakit ini.

Mengurai benang cinta Ibu dan anaknya .... Solo - Purworejo