Saturday, February 26, 2011

Sebab Aku Sayang ....

Bu, kangen … Kenapa tidurmu panjang sekali?
Tidakkah kau ingin melihat Ayah?

Bruugggg!!!

Aku tengah menulis diary online-ku ketika tiba-tiba kudengar suara seperti seorang terjatuh. Bergegas kututup laptop serampangan dan berlari ke belakang. Kudapati Ayah terduduk di lantai kamar mandi.

“Masya Alloh, Ayah??”

Segera kuangkat tubuh Ayah dan membawanya masuk ke kamar. Bajunya basah, kuambil baju ganti untuknya dari lemari. Sementara aku mengganti bajunya, kulihat sekilas Ayah meringis menahan sakit.

“Riana … maukah kau menolong Ayah?” tanyanya dengan mata berkaca-kaca.

Aku tertegun. Kuambil selimut tebal, tapi Ayah menahan tanganku.

“Tolonglah Ayah, Nak … aakhh!” Ayah mencengkeram tanganku dan mengerang kesakitan.

Aku menangis lirih melihatnya.

Alloh, jangan biarkan dia putus asa …

“Hanya kamu harapan Ayah, kamu sayang Ayah kan? Tolong Ayah … untuk mengakhiri semua ini.”

Deg!

Ayah menangis. Sesuatu yang tak dilakukannya lagi semenjak kematian Ibu tujuh tahun lalu.

Alloh, aku harus bagaimana?
***

Aku mulai beku.

Apakah ini pertanda, aku mulai kelelahan ya Alloh …?

Kanker otak yang diderita Ayah semakin parah. Sebulan lalu, kemoterapi telah dihentikan. Dokter hanya memberikan obat penghilang rasa sakit. Kini, Ayah hanya bisa berbaring dirumah. Dengan aku, putri tunggalnya yang bahkan harus keluar dari pekerjaanku agar selalu bisa memantau kondisi Ayah. Semua kulakukan sendiri.

Kembali aku tertegun melihat pil-pil yang tengah kugerus.

Haruskah …?

Aku tergugu dalam diamku.

Alloh, maafkan aku … ini demi Ayah.

***

Kutinggalkan tanah merah yang masih basah itu. Sebuah mobil dan beberapa petugas berseragam serba cokelat tengah menungguku di luar pagar.

Selamat tinggal, Ayah.

Riana sayang Ayah …

-end-
=============================>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

repost FF-ku yang pernah ikut lomba FF di EMPE :))

Putih Abu-Abu ... dan KITA!


Buku ini adalah kumpulan cerita-cerita klasik manusia primitif … eh … modern yang yang selalu saling berbagi rasa, berbagi hati, berbagi makanan, berbagai …. Pokoke saling berbagi alias selalu curhat. Dan buku ini akan jadi saksi bisu persahabatan kita. (BUKU CURHAT, Moto = Sesama Primitif Dilarang Saling Nyek-nyekan)*ini cuplikan kata pengantar buku curhat @Sos2 edisi perdana*

Hihihi, ternyata jaman SMA adalah jaman paling unyu, paling gokil, paling ngeri, paling indah, paling gila, dan paling membahagiakan sekaligus ………………………….. paling membahayakan!

Suka senyumsenyumsendiri sampe ngakakgulingguling kalau bongkar-bongkar harta karun jaman itu. Harta karun yang tersimpan rapi di kotak pandora, buat sejarah anak cucu nanti hahahaha.

Ada buku curhat milik empat makhluk primitif di Sos-2 … bukti sejarah, saksi hidup bahwa kami berempat pernah menikmati masa-masa SMA (hidup primitif!). Curhat-curhatan jaman masih imut, polos dan lugu. Tentang cimon, cilok, cinderella, dan segala macam cin-cin yang lain. Iiiihhhh, jadi inget Pak Sosiologi yang unyu, terimakasih pak … karena panjenengan-lah yang telah berjasa mengenalkan kami pada keprimitifan, sehingga kami berempat begitu maniak dengan segala macam berbau primitif dan akhirnya sadar bahwa kami memang bener2 primitif :malu: … ficka, ningrum, ciput, ternyata dulu kita begitu dudul dan gokil hahahaha, suka ngakakngakak lagi kalo baca buku curhat kita. Polos banget sih kita?? Inget nggak nama seseorang yang pernah kalian tuliskan disana? Inget nggak lagu kebangsaan Donnie Sibarani? Inget nggak VGB-nya ciput? Inget nggak kecengan ningrum di **** (sensorrr)? Inget nggak Logemann-ku? Inget nggak dulu kita saling nyeknyek-an? Inget nggak betapa edan-nya kita? Huhuhuhu, kangen kalian … meski cuma setahun, tapi semua rekaman tentang kalian masih tertanam jelas di memori hati dan otakku :halah:.

Ada SMS ala cuilan-cuilan kertas, unyu bin gokil lah … ternyata, bukannya memperhatikan bu Mamik yang lagi cerita tentang si artis Della Puspita atau Pak Gun nyeritain Raja Obahorok … eh malah surat-suratan. Wkwkwkkwkwkw. Nggak tahu, cuilan-cuilan kertas itu beberapa diantaranya masih terdokumentasi rapi di pojokan kamarku. Lagi-lagi, bikin ngakakgulingguling sampe speechless kalau ngebacanya. Ya ampuuuuuuuuun, unyuuuuuuuuuuuu ….
Ada komik bergambar, khususnya yang dibuat oleh Nyai Rohmaningrum Mustikasari, si ratu gambar yang ahli dan profesional banget dalam menambah minus mata yang sudah minus. Inget nggak, Nyai Arum, tulisanmu yang sak umil-umil plus mubeng-mubeng yang bikin puyeng? Inget nggak, pernah nulis pengakuan cinta padaku, “Cik aku jatuh hati lho, pas wingi dina Rebo, aku weruh kowe nang kos-kosan nganggo celana coklat, pake kaos dan bawa anduk + pake sandal jepit. Waa … keren men!” yang bagiku kedengerannya bagai pujian terselubung (--_________________--“)b.

Inget nggak, waktu latihan teater buat pentas di SMA 7? Pentas untuk Palestina. Inget nggak, malam-malam kita rela-relain ke SMA cuma buat latihan di aula. Inget nggak, waktu kita ketawa gara-gara lihat “gaya renang” Sangsang waktu diserang sama pasukan Israel, tapi habis itu langsung nangis gara-gara inget rakyat Palestina yang asli? Inget nggak, rame-rame narik tambang buat membuka layar di panggung? Mehi, sangsang, arida, 22t, umi, umay, terus siapa lagi ya? Saat itu, betapa ghirahnya kita …..

Inget nggak, waktu pertama kalinya kita dibuat nangis habis-habisan sama ustadz Dwinanto di masjid Doplang waktu muhasabah? Paginya, kita semua bangun dengan mata “bendul” yang mirip banget kayak habis ditonjokin. Tapi, itu jadi sesuatu paling berkesan dalam hidupku :terharu:.

Inget nggak, tiap sehabis pulang sekolah setia menunggu Ibu Pecel … Pecel yang sebenarnya biasa aja, tapi enaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkkkkk banget …

Inget nggak, begadang bareng tiap ada Ulangan (tes mapel) dengan bercangkir-cangkir coffemix? Apalagi pas menjelang Ujian Semester, dijamin malem-malem pada belingsatan bersama tumpukan LKS dan setoples cemilan hahahaha.

Ingat nggak, kejadian-kejadian horor di kos? Tragedi telur terbang ala sangsang, seragam yang bolong gara-gara setrika-nya overload panasnya, disindir habis-habisan sama ibu kos gara-gara pulang kemaleman, cepet-cepetan ngantri kamar mandi atau rela nggak mandi gara-gara air kos bau dan buthek-nya ngalahin kubangan kebo plus bikin gatel-gatel?

Inget nggak, desak-desakan sampe rebutan soto-nya Bu Is yang mantap-surantap? Sambel kacangnya …. Ughhh bikin ngiler mulu …

Inget nggak, malem-malem kita lompat pager SMA gara-gara pengen maen bola basket terus malah konangan satpam? Mehi, arida, sangsang siapa lagi? … Hahahahahah

Inget nggak, waktu kita mbolos berjama’ah pas classmeeting? Ngelempar tas lewat samping mushola padahal di depan kita ada sungai kecil … alhamdulillah sukses lolos dari lirikan mata si satpam, termasuk sukses diketawain sama tukang koran depan SMA gara-gara melihat aksi kita melempar tas keluar pagar sekolah. Terus ngacir dehhhh! Hahahahahaha, indah sekali bukan?

Inget nggak, kalau tiap Senin harus ikut upacara tapi terlambat dan pagar sekolah udah dikunci? Yaahhhh …… terpaksa deh setor muka sama guru piket.

Inget nggak, dengan gaya unik dan khas tiap guru-guru kita? Ada yang lucu, ada yang galak, ada yang acuh, ada yang perhatian …. :terharu dengan jasa mereka:

Inget nggak, waktu menghadapi Ujian Akhir untuk mata pelajaran Olahraga? Ujiannya lompat pake matras, hampir tiap malam kita rela ke aula SMA cuma buat latihan. Dan akhirnya, kita bisa!
Inget nggak waktu Ujian Akhir Sekolah? Deg-degan! Tapi akhirnya, kita semua bisa lulus … dengan sempurna! :mewek deh:

Inget nggak, kenakalan-kenakalan kita? Kenakalan yang indah …………… sungguh! Ternyata kita benar-benar anak SMA!
Inget nggak waktu kita saling berpelukan dalam tangis dan tawa?
Membagi kisah bahagia, membagi beban, saling memberi dukungan dan solusi.
Ada seneng, sedih, bingung, kalut, gugup, sorak-sorak bergembira, puisi, lagu, komedi patah hati, marah, benci, cinta dan semua warna rasa yang ada di dunia SMA kita ………………..

Yakin deh, dulu kita pernah begitu lucu di SMA …

Berhenti Berharap

aku tak percaya lagi
dengan apa yang kau beri
aku terdampar disini
tersudut menunggu mati

aku tak percaya lagi
akan guna matahari
yang dulu mampu terangi
sudut gelap hati ini

aku berhenti berharap
dan menunggu datang gelap
sampai nanti suatu saat
tak ada cinta kudapat

kenapa ada derita
bila bahagia tercipta
kenapa ada sang hitam
bila putih menyenangkan

aku pulaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang…
tanpa dendaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaam…
ku terimaaaaaaaaaaaaaaaa… kekalaaaaaaaaaaaaahanku…

aku pulaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang…
tanpa dendaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaam…
kusalut kaaaaaaaaaaan kemenaaaaaaaanganmu…

kau ajarkan aku bahagia
kau ajarkan aku derita
kau tunjukkan aku bahagia
kau tunjukkan aku derita
kau berikan aku bahagia
kau berikan aku derita

rebahkan tangguhmu
lepaskan perlahan
kau akan mengerti
semua

aku berhenti berharap
dan menunggu datang gelap
sampai nanti suatu saat
tak ada cinta kudapat




---------------ini lagu, kenapa gue banget yaaa ..... ahiiikkkssss--------------

*dipopulerkan oleh Sheila On 7

Curcol aaaahhhh …..

Masih mencoba mencerna, kenapa ada yang begitu terburu-buru menikah.

Hemmm …. Satu persatu temen mainku udah (dan hampir) married.
Artinya, aku mulai kehilangan satu persatu dari mereka.
Kehilangan?
Kok?
Kayaknya lagi ngawur nih aku.
Kalau tidak merasa memiliki, kenapa harus merasa kehilangan?
Aneh.
Tapi kurasa benar juga.
Mereka hanya teman, tidak berhak ku miliki.

Ah pada akhirnya, kamu kembali pada dirimu sendiri.
Nggak tahu aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh …………..!
Rasanya begitu menyakitkan ketika kau ditinggalkan bukan?
Seperti ada yang berlubang di hati.
Kecil sih, cuma berapa mili aja … tapi menyiksa.
Ampuuuuuuuunn!

Berulang kali menyadarkan diri sendiri, bahwa setiap orang berhak untuk menjalani hidupnya.
Sendiri.
Ya, setiap orang kelak akan mempunyai ruang sendiri dalam hidupnya.
Ruang yang tak boleh dimasuki orang lain, selain belahan jiwanya.
Huhuhuhu.
Sedih.
Kenapa sih?
Harusnya aku senang kan?
Seneng lihat mereka bahagia.
Tapi …. (ada tapinya)
Married harusnya nggak meninggalkan kesan yang menyebalkan untuk orang lain kan?
Menyebalkan karena ada orang asing tiba-tiba mengambil orang yang pernah duduk bercerita dengan kita hingga berjam-jam lamanya.

Ah, mungkin kalian tak mengerti tentang ini.

Ah, mungkin ini hanya keegoisanku semata.
Merasa kehilangan untuk sesuatu yang tak pernah kumiliki adalah sebuah kebodohan yang indah.
Bolehkan aku merasa kehilanganmu ……?



------------------------------siiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnggggggggggggggggggg----------------------------------



Aku pun tak membayangkan jika nanti aku yang akan diambil oleh orang asing itu …


@$#%^&JHGFDSZCV B#$%P{>{P*&^%$#@WOPO(*&^%$#@!@ASZXCVVC

Auk ah gelap >:)))

Curcol et midnight, di pojokan sarang cute evil

Melting

"Titan?"

Dia yang kusapa Titan, tersenyum.

Manis.

"Apa kabar, Raya?" tanyanya pelan.

Aku hanya diam.

Kugeser kakiku beberapa sentimeter darinya.

Menjauh dari aroma parfum yang menjadi ciri khasnya.

Kualihkan pandanganku keluar jendela bus TransJogja yang menjadi saksi bisu pertemuan pertamaku dengannya.

Lelaki yang hampir 5 tahun kucoba hapuskan dari ingatanku.

Menghindari tatapan mata elangnya.

Ah, kenapa aku harus bertemu dengannya? batinku gelisah.

We'll see...

Karena Aku Hamba MU Juga

Kuyakin dulu fitrahku pernah berjanji
Namun kini hanya dosa mengunung tinggi
Tapi aku hamba Mu juga

Kusadar meski berderainya air mata
Tak menghapus salah yang tak terhitung angka
Tapi aku hamba Mu juga

Yang ingin berubah, yang ingin juga Kau lihat
Bahwa aku pada Mu sungguh

Jangan pernah Kau jauhkan cahaya Mu dalam membimbingku
Berikan arah langkah tuk berubah dan tak menyerah
Jangan pernah Kau palingkan cinta Mu dalam menegurku
Bilaku ingkari lagi semua janji di hati

Jangan pernah berhenti
Karena aku hamba Mu juga
Kuingin berubah sebelum habis waktuku
Aku ingin Kau bangga menciptakanku

-dipopulerkan Haris Isa-

Friday, February 18, 2011

antara sedih dan marah

Masih seperti malam-malam yang lalu.
Malam ini, rasanya seperti ingin meledak-ledak.
Marah, sedih.
Semua bercampur menjadi satu.
Rasanya kelu.
Melihat twitterland penuh dengan twitwar.
Semua media menjadi sampah!
Dan itu semua tentang agama-Mu.
Tidak ada kesabaran ketika agama-Mu dicaci.
Sungguh, rasanya saya ingin melaknat mereka, yang telah mencaci kesucian agama-Mu.
Saya tak rela, ya Alloh.
Bolehkan?

Tragedi akal-akalan di Cikeusik, itu.
Semua sungguh tak masuk logika.
Gilanya, media massa dan elektronik begitu cantik memainkan kata.
Pembunuhan kecil mereka sebut dengan pembantaian.
Genosida?
Bullshit!!!!
Hanya orang bodoh yang percaya hal itu.
Ditambah bumbu-bumbu kebencian para liberalis, lengkap sudah mereka menghinadinakan Islam.
Mereka lecehkan, hina, dan fitnah keji terhadap para ulama yang sungguh masih kami tsiqohi sebagai penolong agama-Mu.
Lebih gila lagi, media massa dan elektronik menggiring masyarakat untuk ikut membenci para ulama,
Astaghfirullahal’adziim …
Kaum kafir bersuka cita untuk goyahnya persaudaraan muslim.
Iblis dan syaithon begitu gembira berhasil mengubah manusia-manusia itu menjadi pengikutnya.

Ya Alloh …
Mereka sedang menggugat syariat-Mu
Mereka menebarkan fitnah atas agama-Mu
Mereka melecehkan para penolong agama-Mu
Mereka mencaci agama-Mu
Mereka mengobarkan perang terhadap-Mu duhai Rabbi …

Rasanya, saya benar-benar dalam kemarahan luar biasa.
Tidak ada kesabaran untuk agama yang sedang dicaci ini
TIDAK ADA!

faghifirli ya Alloh … yang tak cukup menjadi penolong agama ini
12/02/2011 12:54 AM
*midnight-bujangan-feels like insomnia*

First Sight Love?

Saya nggak percaya sama yang namanya first sight love a.k.a jatuh cinta pada pandangan pertama.
Nggak tahu kenapa.
Mungkin karena saya adalah tipe orang yang berkeyakinan bahwa semua yang ada di hidup ini membutuhkan proses.
Karena saya yakin, sesuatu yang instant banyak memunculkan sakit hati dan rasa kecewa yang lebih besar.

Saya nggak percaya akan cinta pada pandangan pertama.
Cinta itu butuh proses, hubungan itu butuh waktu.
Menumbuhkan rasa cinta itu seperti menanam pohon pisang.
Butuh waktu cukup lama untuk menikmati tandan pisang, yang bisa jadi di tengah pertumbuhannya mengalami banyak gangguan.
Dimakan ulat atau busuk dengan sendirinya.
Atau tak berbuah sempurna seluruhnya.
Jadi ketika suatu saat saya jatuh cinta pada seseorang, itu artinya beberapa waktu saya telah berusaha mengenal “siapa dan bagaimana” seseorang itu.
Dan waktu yang saya jalani untuk mengenal orang itu mungkin menumbuhkan banyak perasaan yang menjadi pelajaran besar untuk saya.
Perasaan yang bukan hanya senang, tapi juga sedih, marah atau bahkan malu.
Saya mudah simpati pada orang, tapi tak mudah jatuh hati.
Entahlah, ini insting atau apa namanya.
Butuh waktu bagi saya untuk bisa jatuh hati pada seseorang (apalagi lawan jenis).
Saya harus tahu siapa dan bagaimana seseorang itu.
Just need time.
Dan waktu yang akan menguji, sekualitas apakah chemistry yang telah saya bangun dengan orang itu.
Tetapi, ketika saya sudah benar jatuh hati pada seseorang itu, saya bisa mengabdi padanya dengan loyalitas yang tak perlu ditanyakan lagi.
Well, kesetiaan adalah harga tak tergantikan untuk sebuah hubungan.

Hanya coretan biasa, menjelang malam.
13/02/2011 05:51 PM

Kepengecutan Media

Tadi pagi nggak sengaja lihat tayangan rutin si tivi OON dan ngakak-ngakak abis. Sumpah, lucu banget! Mungkin ada yang nonton juga?

Kebetulan itu tivi lagi ngebahas insiden Cikeusik. Seperti biasa, anchor/ presenternya bakalan habis-habisan membela kebathilanlebai. Memang ini tivi berusaha mengekspose kejanggalan-kejanggalan di insiden Cikeusik itu, tetapi sangat aneh ketika mereka berusaha menggiring kacamata publik ke satu kelompok ormas tertentu dan menimpakan kesalahan pada ormas tersebut. Padahal belum ada fakta atau bukti yang menguatkan, bahkan mungkin memang tidak ada. Sebelas-dua belas dengan pemberitaan di metromini tivi, yang bahkan anchor-nya menyebut insiden Cikeusik sebagai PEMBANTAIAN. Wah, ini sih namanya lebai akut bin kronis! Wajar aja sih, masalah-masalah penyimpangan aqidah muslim ini memang menjadi sasaran empuk bagi kaum sekuler dan liberal dengan memanfaatkan media untuk menggiring opini publik. Salah satunya ya, stasiun tivi yang nggak pernah absen mencari celah kesalahan para muslim yang beramar ma’ruf nahi mungkar. Terlalu banyak kalau harus dibeberkan satu persatu, saya kira masyarakat sekarang cukup cerdas untuk menilai kredibel atau tidakkah media tersebut. dan mengarahkan opini publik ke jalan yang

Dan tumben-tumbennya pagi ini tivi OON mengundang narsum (narasumber) yang “bener”. Biasanya ini tivi paling seneng kalo mengundang narsum yang nggak kompeten di bidangnya dan nggak kompeten di topik yang sedang dibahas. Lebih nggak logis lagi, ini Tivi juga suka mengundang ustadz jadi-jadian kayak tempo hari. Saya aja heran, emangnya ini tivi nggak takut kena “kutukan” apa?? Apa mereka nggak ingat dengan kasus “MARKUS” yang sudah mencoreng kredibilitas mereka sebagai News Television?? Oh my …

Nah karena narsum tadi pagi itu ada yang “bener”, makanya saya tertarik buat nonton. Tadi itu narsumnya 3 orang. Satu dari kepolisian (intelijen ato apa saya kurang paham), satu dari komnas HAM, dan satu lagi dari TPM (pak Mahendradatta). Dan seperti biasa, kedua anchor/ presenternya mengarahkan opini publik tentang insiden Cikeusik kemarin dengan mengajukan pertanyaan yang menyudutkan masyarakat muslim. Kelihatan banget itu anchor-anchor pengen ngomong “ini lhoooo, yang salah itu ya masyarakat non-ahmadiyah… titik!”. Gila aja tuh anchor, ngomong nggak pake logika dan fakta di lapangan. Prinsipnya, attack, attack dan attack! Untungnya, yang diundang sebagai narsum itu pak Mahendradatta (yang saya tahu betul kredibilitas beliau) yang akhirnya membeberkan banyak fakta di lapangan. Bahkan beliau sampe bilang “ahmadiyah itu sesat”, yang kalo saya lihat masih banyak itu para tokoh muslim/ ulama yang ragu-ragu dan nggak berani ngomong sesat-nya ahmadiyah di media padahal jelas-jelas kesesatannya. Wow? Hidup TPM! Hidup Pak Mahendradatta! ^^b

Saya seneng banget lihat diskusinya tadi pagi. Bersyukur banget, lihat pak Mahendradatta tampil di tivi OON dan akhirnya membeberkan semua fakta di lapangan (meskipun belum semuanya) yang mungkin selama ini tidak terekspose oleh media. Dan tahu nggak yang bikin ngakak? Semua statemen yang dikeluarkan oleh beliau membuat narsum lain wabilkhusus kedua anchor Tivi OON pada speechless (padahal biasanya kedua anchor ini terkenal paling suka memojokkan narsum hahaha), bingung mau meng-counterAnchor yang cowok aja diem, biasanya cerewetnya minta ampun dan suka memotong pembicaraan. Anchor yang cewek berkali-kali berusaha membelokkan, tapi yang keluar akhirnya cuma angguk-anggukan kepala. Hahahahhahahahahhahahah, beneran membuat saya terpingkal-pingkal. Sampai butuh banyak jeda iklan untuk menghentikan komentar beliau sebagai narsum. pernyataan beliau dengan apa.

Wakakakkakakakakak, saya puaaaaaaaaaaaaaaaaaaasssssssss banget ngelihatnya.

Paling nggak, masyarakat bisa menilai dengan lebih jernih permasalahan yang sebenarnya. Bukan hanya melihat akibat yang timbul, tapi juga SEBAB dari masalah tersebut, akarefek domino. Soalnya, selama ini kita seringkali melihat sebuah permasalahan hanya dari akibat yang muncul saja. Dan lebih parahnya lagi, suara mayoritas seringkali dijadikan patokan mutlak. Padahal suara mayoritas tidak selalu benar. Masyarakat kita kurang kritis tentang nilai mayoritas. Senang menjadi pengikut, ketika banyak yang memilih A maka kita akan memilih A dan menjadikan A sebagai patokan yang paling benar dan bernilai mutlak. Padahal dalam hal mayoritas dan minoritas berlaku hukum relativitas. Nggak semua yang BANYAK itu pasti BENAR, atau nggak semua yang SEDIKIT itu pasti SALAH. Nggak ada teorinya kalau benar-salah masalah tersebut yang kemudian memberi atau baik-buruk itu berbanding lurus dengan banyak-sedikit.

Nah, masyarakat harus lebih cerdas menerima info yang masuk. Apalagi dari media cetak dan elektronik. Masyarakat begitu mudah digiring opininya dengan pemberitaan berlebihan dan tidak relevan hingga lupa akar masalah yang sebenarnya. Dan mau nggak mau, harus kita akui bahwa media SANGAT SANGAT SANGAT berpengaruh terhadap kekuasaan. Bukan cuma pundit-pundi uang, tetapi juga KEKUASAAN. Faktanya, hampir tidak adaYang ada justru pemberitaan berlebihan, pengalihan opini bahkan pemutarbalikkan fakta! media (khususnya elektronik) yang benar-benar berani menyuarakan kebenaran.

Untuk insiden Cikeusik ini, saya pribadi pun tak pernah sepakat dengan yang namanya jalan kekerasan. Tapi bagi saya, tidak ada kompromi untuk aqidah! TIDAK ADA TAWAR-MENAWAR DALAM AQIDAH!

Well, ini Indonesia kawan! Jangan mau dibodohi oleh media!

Selepas dhuhur, 14/02/2011 01:40 PM

Taaruf?

Sebenarnya paling males ngomongin masalah ini, kayaknya lebai sih. Intinya udah penuh sama teori, tinggal praktek aja #halah apaan deehh, sok gedhe xoxoxo#.

Taaruf itu kan intinya perkenalan
. Sama temen kek, sama sodara kek, sama orang yang nggak kita kenal sekalipun. Pokoknya, intinya kenalan. Tapi kalau mau lebih dipersempit dalam ruang lingkup pernikahan, ya taaruf lebih ke bagaimana “mendalami” seseorang #eh, iya nggak sih?#. Bagaimana meyakinkan diri, bahwa seseorang itu adalah orang yang kita tunggu dan kita cari selama ini. Bukan pacaran. Karena sampai saat ini, saya masih menganut paham antipacaran untuk urusan menikah. Daripada ngasih cokelat dan bunga ke anaknya, mending langsung datengin calon mertua kan? Hahahaha Well, saya kira banyak jalan untuk menemukan jodoh tanpa harus pacaran toh? #njlimet amat sih, ya gitu deeehh#

Ngomong-ngomong masalah taaruf, saya jadi inget sesuatu. Suatu kali, pernah ada seseorang lelaki yang I-don’t-know-who-is-he-and-I-don’t-care-about-him tiba-tiba mengajak taaruf.

Begini kira-kira …

He : Anda bukan perempuan biasa. Kelihatan dari tulisan-tulisan anda.

Me : Anda siapa? Dan ada urusan apa dengan saya?

He : Perkenalkan saya ****menyebutkan*nama****.

Ehm, bagaimana ya ngomongnya?

Me : ?

He : Begini mbak, saya pengen mengajak mbak untuk taaruf.

Me : Taaruf untuk apa?

He : Ya saya belum tahu, untuk dijadikan isteri atau teman.

Me : ???

#inti percakapan kami berdua; He (lelaki itu) dan Me (saya)#

Meskipun saya tahu kalau maksud si lelaki itu ingin mengajak taaruf dalam rangka menikah, tapi jawaban “Ya saya belum tahu, untuk dijadikan isteri atau teman.” dari lelaki itu justru langsung membuat saya mencoret dia dari daftar the-man-I’am-looking-for.

Kenapa?

Yaiyalah, jelas saya tolak. Bagi saya yang namanya taaruf ya jelas tujuan utamanya adalah untuk menjadikan seseorang itu sebagai partner hidup kita. Get married! Bukan malah masih bimbang antara teman biasa atau teman hidup. Meskipun, memang pada akhirnya kita memang tidak tahu pasti apakah proses taaruf itu akan berhasil atau gagal. Karena taaruf hanyalah bagian dari ikhtiar kita, bukan keputusan final. Tapi bagi saya, jawaban atau pemikiran seperti itu menunjukkan kalau seseorang itu belum siap dengan “siapa(pun)” yang akan berproses dengannya.

Bagi saya, menikah adalah keputusan besar. Taaruf bukan untuk sekedar main-main, mencoba semua yang datang untuk mencari jodoh. Taaruf bukan ajang seleksi, tapi ikhtiar. Saya pun masih belajar, untuk mengikhlaskan diri pada siapapun yang Alloh takdirkan untuk saya. Ihhh, suka ngeri ngebayangin siapa jodoh saya nanti. Cuma berharap, dia adalah yang saya cari selama ini dan akhirnya Alloh memang mempertemukan kami meskipun jalannya berliku seperti sirkuit balap motor hihihihi #gubrakkkk#.

Intinya, kalau mau menikah musti dipikir dan dipertimbangkan masak-masak. Bener-bener harus menyiapkan proposal hidup yang meyakinkan, yang menggambarkan 5W+1H-nya kita. Jangan asal sradak-sruduk, apalagi hanya karena ada yang datang. Tetapi menikah karena memang kita sudah siap dengan segala kehidupan pasca pernikahan. Taaruf adalah bagian ikhtiar dari sebuah pernikahan, dan kesiapan untuk “mengenal” seseorang pun harus menjadi bagian di dalamnya. Taaruf bukan ajang coba-coba!

In the end, just pray and hope, menikah hanya sekali seumur hidup dengan seseorang yang kelak akan menjadi imam saya di dunia dan di akhirat. Lelaki duniaku dan akhiratku. Amiinnn.

Menjelang petang dengan segenggam asa :)

13/02/2011 05:36 PM