Wednesday, December 19, 2012

Maaf, saya tidak sedang menggalaukan seseorang yang ….


Orang bilang umur sekian-sekian adalah masa galau seseorang menantikan jodohnya. Benarkah? Entahlah, perspektif tiap orang berbeda-beda. Tapi kalau saya pribadi, sampai saat ini saya bahkan belum berniat untuk setidaknya apa yang agama katakan sebagai menggenapkan separuhnya. Eh bukan belum berniat ding, sudah kok sudah niat … hanya saja saya belum benar-benar tertarik untuk menyempurnakan niat itu dengan tindakan (halah, kok tindakan). Yeaaa … jujur saja, sampai detik ini prioritas untuk menikah masih ada di urutan yang kesekian. Ada cita lain yang ingin saya capai terlebih dulu, meski saya pun tak tahu nantinya apa yang akan dituliskan oleh Tuhan untuk kehidupan saya. Dan alhamdulillahnya lagi, saya tidak perlu bergalau-galau seperti beberapa teman saya yang (kayaknya) sudah ngebet pake banget untuk segera menikah. Galaunya dibawa kemana-mana. Makhluk bumi dari ujung barat sampai ujung timur sampai tahu. Bukan berarti saya nggak pernah galau, hanya saja kegalauan saya itu bukan dalam urusan married atau ngejar jodoh, tapi galau yang lain hihihihi.

Jujur lagi, saya juga males pake banget pake lagi kalau tiap ketemu orang apalagi teman lama pasti yang ditanyain pertama kali bukan kabar tapi “udah nikah belum?” Haiyyaaaah, seolah-olah hidup ini hanya urusan nikah aja. Kalau saya jawab “masalah buat lo? Wowww!!” kena sambit sandal deh saya hahahaha. Pengen saya jawab iya, tapi nggak ada buku nikah sebagai buktinya sih hahaha. Pertanyaan gini kadang bikin gerah. Atau sebenernya mereka itu curious tentang WHO’S THAT PERSON yang berhasil mengikat hatiku kekekekek. Yah gimana enggak, wong saya aja kadang curious sama teman saya, suka mikir “nih anak ntar dapet siapa ya” atau …. jangan-jangan dia malah jodoh saya (sotoy, ngarang banget). Enggak lah, malah bikin ngeri aja kalau kejadian :D.

Back to galau.

Kadang saya juga bertanya-tanya sendiri (like crazy lah) kenapa saya belum juga galau ya? Hahaha padahal banyak adik-adik tingkat saya dulu waktu di kampus yang baru juga lepas SMA dan masuk kampus sudah galaunya tingkat dewa, nggak bisa tidur mikirin jodohnya -_-a. Mungkin galau saya tentang hal itu udah lewat kali ya, bukan jamannya lagi ngegalauin cowok eh lelaki. Untuk saat ini, benar-benar ada sebuah cita yang perlu (dan harus) saya capai, semoga Alloh mengijinkan, amin ya Alloh :D.

Bukan, saya bukan malu karena belum menikah sampai umur udah seperempat abad gini (masih bayi banget kannn? ahihihi) tapi karena bagi saya nikah itu bukan urusan sepele, bukan sekedar datang ke RT trus minta surat pengantar buat ke KUA. But, married is a long journey with “that person”, perjalanan panjang menguji kesabaran dua ego makhluk bumi (halah, kayak udah tahu aja nih saya). Setidaknya itu yang saya lihat dari pernikahan kedua orangtua saya.

Bahwa menikah itu nggak sesepele kita jahitin baju pengantin atau bikin dekor pelaminan, tapi kalau boleh saya berpendapat pribadi bahwa menikah adalah sebuah tempat menyatukan ego-ego yang kadang bisa memunculkan surga atau bahkan hujan berkepanjangan. Wuih, keren amat bahasa yang saya pakai :D. Yeaa … kadang itulah yang membuat saya tidak punya keberanian untuk mencoba “new life with someone who love me”, belum siap untuk menjadi makmum. Mungkin karena saya terbiasa mengerjakan apa-apa sendiri, menanggung semua beban sendirian, jadi ada sebuah rasa tidak percaya ketika saya harus “mempercayakan” diri saya pada seseorang. Time will healing. Healing from fear and faith, someday.

Anehnya makin saya belum siap, kenapa setiap satu pergi malah datang yang satunya. Dan inilah yang membuat saya makin takut kalo saya makin nggak siap dengan yang namanya berkomitmen. Berlebihan? Mungkin. Tapi saya benar-benar belum siap menderivasikan niat ini dalam sebuah ikatan. Nggak tahu kapan siapnya. Orang bilang pun, kita nggak akan pernah siap kalo nggak mencoba. Tapi menikah bukan untuk coba-coba kan? Dan selagi berikhtiar mencapai sebuah cita, saya juga sedang belajar untuk menyiapkan mental saya untuk bisa menerima seseorang yang bersungguh-sungguh berkomitmen dengan saya kelak. Well, kita lihat saja apa yang akan Alloh tuliskan nanti.

Loh, malah curcol :D
------lha bukannya ini memang curcol ya ahihihihi----

Boleh kok dibilang curcol, tapi sejujurnya saya cuma sedang latihan nulis lagi (loh?? What the .....) hehehe, enggak ding. Saya hanya sedang mengekspresikan sebuah pemikiran tentang sebuah kesiapan hati untuk menerima komitmen (halah) yang bagi sebagian orang dijadikan pijakan kegalauan. Atau ini yang namanya galau yah? Hahahaha. Bukan. Saya yakin bukan. Karena kalau orang lain (mungkin) sedang galau tentang cinta monyetnya atau tentang jodoh yang dikejarnya, saya justru sedang menggalaukan sebuah cita saya yang lain yang sama sekali nggak ada hubungannya sama cinta. Apa itu? Yah sebut saja itu sebuah ”pride”. Selebihnya, biar saya yang tahu dan berikhtiar terlebih dulu untuk mencapainya. Masalah jodoh, saya tahu dan yakin Alloh sudah mengaturnya tapi untuk saat ini memang saya belum ingin memikirkannya. Next time, maybe. We’ll see :D.

Maaf, saya tidak sedang menggalaukan seseorang yang ...... belum menjadi hak saya. Karena sejujurnya, saya sangat takut hal itu justru akan menjadi bumerang bagi saya, ketika hati belum siap tetapi angan sudah jauh melangkah. Lebih baik fokus pada apa yang ingin dicapai saat ini. Kalaupun saya mengekspresikan beberapa tulisan horor di blog ini, sungguh sebagian besar itu bukan karena menggalaukan cintanya perempuan pada lelaki yang bukan haknya.

Dan sekarang, saya sedang butuh memperbaiki diri saya. Ya, saya ingin hidup saya sekarang lebih baik. Itu saja. Sedang berusaha untuk tidak galau, kecuali galau karena amalan masih amat sedikit, masya Alloh ....

SEMANGAT, Ucix!!!
Berdoalah, dan sempurnakan ikhtiarmu ^^

*****galau karena lama nggak nulis, dan mulai kehilangan gairah menulis -_______-a***

2 comments:

  1. ah, padahal sy sudah geer kamu ngegalau in akyu cin... :D :D

    miss u too up*lholic... >:D<

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe .... ngapain ngegalauin mba uchi yang udah bahagia gt :D

      Delete

berkomentarlah yang baik dan sopan, terima kasih.