Aku siap mendengarkanmu, Cinta
Pada intinya, kuputuskan untuk menutup semua celah.
Dia masih menggantung, tapi aku rasa aku tak perlu menanyakannya.
Biar dia yang putuskan sendiri.
Sip!
Aku mendukungmu.
Itu merupakan satu langkah untuk membuktikan apakah dia benar-benar serius, berani, dan bertanggungjawab.
Aku sadis?
Biar saja.
Sudah kuputuskan untuk berhenti memikirkannya.
Sadis itu beda dengan tegas, Cinta.
Biar tidak menggantung.
Sebelum harapan itu terlanjur membumbung.
15102009: 09;51
me story
a cup of heart
(11)
asem
(6)
bagiku ini lucu
(5)
black_white
(5)
bukan galau
(18)
bukuku
(3)
camp_Us
(3)
catatan dumay
(8)
catatan perjalanan
(5)
catatan pojok
(16)
cooking-cooking
(2)
death note
(4)
everlasting_LoV3
(2)
FIKSI_Holic
(24)
i_doL
(1)
just a femme_not feminist
(10)
just_PR
(1)
kabar
(1)
kataku
(8)
klonengan
(35)
kolong_langit
(5)
kR3aSi_uCiXHoLiC
(1)
krispi
(3)
kubikel
(23)
loveletter
(3)
my_poem
(5)
poli(c)ik
(4)
postingan kurang kerjaan
(8)
psikologi
(1)
putih abu-abu
(5)
rindu untuk ibuku
(4)
sastra
(11)
sebuah kisah
(3)
sketsa
(21)
tentang kita
(17)
tentang seseorang
(1)
tontonan
(4)
u_piL
(1)
untouchable
(13)
Thursday, October 15, 2009
Aku siap mendengarkanmu, Cinta
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
berkomentarlah yang baik dan sopan, terima kasih.