Saturday, April 10, 2010

Indonesia Raya, Sebuah Rasa


Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku

Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya*

Setiap mendengar lagu kebangsaan ini terlantun, dalam event apapun, membuat saya agak merinding.
Nggak tahu kenapa.
Seperti ada perasaan heroik yang meluap-luap di dada.
Apalagi kalau ingat tanah air ini diperjuangkan dengan keringat, darah dan air mata oleh pendahulu kita.
Ah, saya nggak ada apa-apanya.

Dulu jaman masih kecil, simbah-simbah saya banyak bercerita tentang zaman penjajahan.
Bagaimana para pahlawan berjuang membebaskan tanah air ini dari penjajahan.
Sekalipun membayarnya dengan nyawa.
Simbah saya termasuk veteran 45.
Bagaimana sengsaranya dijajah, ditindas oleh bangsa asing membuat saya harus banyak bersyukur bahwa saya hidup di jaman yang mungkin lebih banyak kemudahannya.
Dan yang lebih penting, bagaimana meneruskan estafet perjuangan mereka (para pejuang) untuk tanah air tercinta.

Saya suka sekali menonton film-film yang turut menggambarkan tentang perjuangan membela tanah air.
Salah satunya KING (film yang menceritakan kisah LIem Swi King, pebulutangkis legendaris Indonesia), saya suka sekali soundtrack lagu-nya. Keren!
Rasanya seperti memperdengarkan lagu perjuangan, ada rasa haru dan semangat bercampur menjadi satu.
Meskipun sebenarnya film ini terasa biasa, tapi saya suka sekali saat para penonton bersorak "Indonesia! Indonesia! Indonesia!".
Seperti saat menonton pertandingan bulutangkis, memperebutkan Thomas dan Uber.
Wow!
Membuat jantung berdegup lebih kencang, sebuah moment lain dalam membela tanah air.
Apalagi masa kecil saya, tak jauh-jauh dari bulutangkis.
Ya, sejak kecil saya terbiasa memanfaatkan halaman depan rumah untuk bulutangkis (saya lebih suka menyebutnya, badminton).

Ah, rasanya benar-benar pengen menangis kalau pas mendengar lagu Indonesia Raya mengalun.
Nano-nano rasanya.
Rasa haru dan bangga menjadi manusia Indonesia.


Solo, 10 April 2010
twenty three years later, and still going strong! yeahhhhh!!!

No comments:

Post a Comment

berkomentarlah yang baik dan sopan, terima kasih.