Tapi suka SEBEL aja kalau lihat status kayak gini:
“alhamdulillah … nikmatnya qiyamul lail …"atau gini,
“wah … hari ini duduk melingkar bersama adik-adik … kayaknya harus banyak materi nih … bla bla bla …”
Saya nggak merasa iri sekalipun. Tapi entahlah, saya nggak suka status macam itu dan jenis-jenis lainnya. Saya sih nggak tahu maksud para user-nya mengupdate status seperti itu. Tapi status itu menimbulkan “kesan” lain. Saya lebih respect pada status-status nasihat atau yang geje atau gak penting sekalian, daripada status-status “ibadah”. Makanya, kebanyakan update status saya pun hanya sekedar monolog dengan diri sendiri atau audiensi dengan Sang Penggenggam Jiwa. Bahkan lebih banyak geje-nya saja.
Ah enggak, bukan apa-apa.
Saya hanya mencoba untuk sedikit mengingatkan diri.
Saya takut saja, tanpa sadar menunjukkan “kesombongan” di depan makhluk.
Takut saja, ternyata jauh dari kata ikhlas.
Takut, ternyata kaburo maktan dengan yang saya tuliskan meski hanya di sebuah dinding bernama facebook.
Wastaghfirullahal’adziim …
No comments:
Post a Comment
berkomentarlah yang baik dan sopan, terima kasih.