Tuesday, September 29, 2009

Selayang Ku Pandang; Antara Rumah dan Kampus

-Life goes on as usual, seeking for you when you live like the wind ..... My heart, is like that wind-

Curhat onlen deh ... huhuhu ^^
Ada yang bilang seperti ini:
BIASANYA KONDISI DI RUMAH TIDAK SENYAMAN DI KAMPUS
Bagiku, kata-kata itu terasa asing dan sangat membuatku tidak nyaman. Selama ini sering aku berpikir, kenapa sih RUMAH selalu diinterpretasikan sebagai tempat tidak nyaman dan selalu menjadi alasan kenapa banyak orang harus segera menjejakkan kaki kembali ke kampus??

RUMAH ....???
Pliss deh!
Tempat asa kita bermula, menuai rasa ... merasakan kehangatan peluk seorang bunda, kasih seorang ayah dan taburan cinta our brother-sister.

Heran dengan beberapa orang yang ingin segera kembali ke kota lain (kampus, red) karena merasa tak nyaman di rumah. Apalagi dengan kondisi keluarga yang masih ammah (bahasa tingkat tinggi banget nggak sih??) dan merasa belum terpahamkan akan dakwah. Yang belum terkondisikan untuk selalu sholat berjama’ah, wiridan ma’tsurat, tilawah setiap saat, atau ekstrimnya ruhiyah masih nol besar (apaan sih), yang masih jauh dari kesan keluarga Islam(i). Pemikiran apaan kayak gini??

Kalau kondisi rumah yang kurang terasa nyaman seperti itu, kenapa pula nggak coba memperbaikinya? Kenapa nggak coba mengkondisikan secara pelan rumah kita (keluarga kita) agar menjadi keluarga muslim yang “sehat”? Kenapa malah harus “lari”, ingin segera kembali ke kampus (yang katanya banyak memiliki energi ruhiyah yang cukup besar, siapa pula yang bilang)?

Bukan menyalahkan, hanya menyayangkan pemikiran seperti itu.

Rumah dan Kampus.

Kampus?
Masihkah jadi tempat ternyaman, dengan segala hal yang terjadi di dalamnya?
(kurasa tidak)

Rumah?
Akan selalu jadi tempat ternyaman untuk kembali, apapun yang sedang terjadi di dalamnya.
(yakin, iya!)

RUMAH, adalah tempat ternyaman ..... apapun kondisi penghuninya.
Ketika ruhiyahnya sedang menurun, ayo dong perbaiki sama-sama, bukan malah meninggalkan! Apa artinya kita “sukses” (dengan “karir dakwah” di kampus), kalau ternyata RUMAH (tempat kita mengerti apa itu “cinta” untuk pertama kalinya ) yang kita huni malah membuat kita tak nyaman tinggal di sana.

Hope: Rumahku akan menjadi istana ku di dunia dan akhirat. Ayah, Bunda dan adik-adikku tersayang, ayo kita bangun sama-sama “rumah” kita ini agar kelak menjadi “istana” di surga-Nya. amin

Ah .. aku ingin lebih lama tinggal di “rumah”ku, sebelum aku bisa membuat “rumah” sendiri.
_aku hanya penduduk bumi ..... no offense, biarkan aku dengan pemikiranku ini_

No comments:

Post a Comment

berkomentarlah yang baik dan sopan, terima kasih.