Sunday, September 26, 2010

biarlah, aku yang pungut

sulur itu terus merambat
memenuhi dinding kaca
mengikat kuat pohon di sampingnya
menumbuhkan lebih banyak daun kering
yang (terpaksa) harus kusapu di tiap pagi
agar nampak indah
di matamu

tapi daun tetaplah daun
ia hanya mampu mengering dan jatuh
jangan kau umpat ia
biarlah ku pungut pelan
satu demi satu

dan kau, diamlah di situ.


purworejo,26-10-2010 08:57pm
*mulai jatuh lagi dalam puisi*

-saat daun berguguran, biarlah aku yang memungutinya-

No comments:

Post a Comment

berkomentarlah yang baik dan sopan, terima kasih.