Wednesday, September 10, 2008

Surat Pembaca buat Ikhwah Pengantar Dzakiya

Bisa-bisa mati kehausan nih …”

Niat jualan nggak sich?”

Mending pindah ke tampat lain deh ...”

Entah untuk yang ke berapa kalinya, saya mendengar banyak sekali keluhan tentang pelayanan Dzakiya di NH. Termasuk saya pribadi pun juga mengeluhkan hal yang sama.

Saya udah mulai berlangganan air minum galon Dzakiya sejak pertama kali masuk kampus sekitar tahun 2004 pertengahan. Kebetulan pesennya di masjid NH (UNS), yang menyediakan jasa air minum Dzakiya. Dan jujur ya, saya amat sangat cocok banget dengan rasa air minum yang satu ini. Enak bener! Dibandingkan dengan beberapa air minum yang lain, yang bagi saya kadang ada yang berasa pahit, berbau “something”, de el el. Dzakiya pas di lidah deh… hehe…

Kalau dihitung-hitung, berarti udah hampir 4 tahun lebih saya berlangganan Dzakiya. Awalnya sih seneng-seneng aja dengan pelayanannya. Tapi lama-kelamaan, males banget buat pesen Dzakiya. Bagi saya, juga beberapa teman-teman yang lain yang berlangganan air minum serupa, pelayanannya kian lama kian jelek aja. Bikin lari pelanggan. Bahkan beberapa teman dan kakak tingkat saya di FE dulu juga pindah ke air minum galon merk yang lain karena pelayanan si pengantar air yang kian lama kian nggak memuaskan. Tapi nggak tahu juga ya, meski pelayanannya menuai banyak keluhan, tetap aja saya setia sama air minum yang satu ini. Mencoba masih bisa sabar …

Bayangin aja, pesen hari Senin, baru diantar 4-5 hari setelahnya, itupun harus diingetin lebih dulu. Air minum udah bener-bener habis, air-nya nggak datang-datang. “Pembunuhan” perlahan-lahan nih … glekkk!!! Sampai-sampai, beberapa hari yang lalu, salah satu temen saya yang kebetulan udah pesen air galon tadi tapi nggak diantar-antar hingga hampir 4 hari “mengancam” ikhwan pengantar air Dzakiya NH (kebetulan temen juga sih). Kurang lebih gini katanya, “kalau sampai jam 5 sore nanti, airnya nggak dianter tolong bawakan 2 es buah. Dan kalau sampai nanti malam nggak dianter juga, tambahan 2 mangkuk bakso.” Hehehe … Rupanya “ancaman” temen saya tadi ampuh! Beberapa menit kemudian airnya langsung dianter oleh salah satu takmir NH. Please deh akhi, masa harus pakai ancaman kayak gitu, baru dianter???

Di episode yang lain, sewaktu kost saya masih di Ngoresan, ada kejadian lebih menggelikan lagi (menggelikan ato menyebalkan ya??). Saya dan temen kost, pesan 2 galon Dzakiya ke NH, namun hingga hampir 2-3 hari nggak dianter-anter. Setelah diingetin, baru dianterin siangnya. Eh, tiba-tiba sore harinya 2 ikhwan NH datang lagi mengantarkan 2 galon Dzakiya!!! Hiekkk!!! Siapa yang pesan coba?? Udah gitu, si ikhwan-nya pake nada bicara dan pasang muka agak cemberut lagi (mungkin karena harus membawa pulang lagi 2 galon yang cukup berat tadi, hihi … siapa suruh coba?), bikin kita nggak enak hati dan merasa kasihan. Akhirnya dengan “senang hati” 2 galon yang diantar tadi kita beli deh … Kasihan kalo musti dibawa pulang lagi. Lagian pengantar-pengantar air tadi juga salah sih, emangnya nggak ada koordinasi di pengelola sendiri? Gini nih, kalau menganggap enteng masalah pelayanan pelanggan. Ck … ck… Pas pesen, berhari-hari nggak dianter. Eh, nggak pesen, malah diantar 2 kali. Fiuuhhh …

Itu hanya beberapa kisah tentang pelayanan air galon. Maaf sebelumnya, disini saya nggak mengeluhkan masalah Dzakiya-nya (bagi saya produsen Dzakiya is the best lah hehe), tetapi masalah pengantar airnya yang kebetulan orang-orang (takmir) NH.

Yah, saya rasa pelayanan juga adalah hal yang sangat penting dalam memberikan kepuasan pelanggan. Coba deh, lihat di buku-buku Manajemen Pemasaran. Justru bila dibandingkan dengan target volume penjualan, pelayanan jauh lebih penting! Kalau masalah pelayanan saja dianggap enteng alias nggak penting, bagaimana konsumen bisa tetap ”loyal” dengan produk??? Mustahil bin ajaib deh ...

Kalaupun pengantar (penyedia jasa) tadi beralasan bahwa stok air habis, apakah tidak bisa dengan memberitahukan ke pelanggan, sehingga saya dan pelanggan-pelanggan lain tidak terdzalimi, terkatung-katung menunggu air datang, entah untuk waktu yang berapa lama ... Menyedihkan sekaleee ... hiks hiks ... Apa sih susahnya SMS or langsung datang ke tempat pelanggan, secara jaman sudah lebih canggih. Ya nggak?!

Apalagi yang sangat disayangkan, penyedia jasa air minum tersebut adalah ikhwah, yang notabene adalah ”pelayan umat”. Jadi saya pikir, mereka sudah terbiasa melayani orang, ya tho? Tapi kok kenyataannya ... Mestinya mereka juga tahu bagaimana ”melayani” pelanggan dengan baik. Katanya pelanggan adalah ”raja” ? jangan sampai mendzalimi pelanggan lebih besar, karena membiarkan pelanggan dalam ”ketidakpastian” menanti produk. Itu kesalahan fatal, menurut saya. Kasihan kan, apalagi konsumen udah bener-bener kehabisan air ... mau minum apa? Minum dari bak mandi? Maaf, mungkin terlalu ekstrim. Tapi ini kenyataan. Harus ada perubahan! Now or Never!

Begitu banyak keluhan yang datang, apakah kemudian hanya sekedar numpang lewat saja? Nggak adakah solusi dari keluhan-keluhan pelanggan tadi? Bahkan seolah-olah saya lihat, kok pelayanannya makin buruk saja merski sudah ”diperingatkan” beberapa pelanggannya.

So, ada baiknya kita berbenah diri. Pelajaran buat kita semua. Jangan sampai ketika kita mempunyai usaha penyedia jasa (apapun), kita malah merugikan/ mendzalimi pelanggan kita atas pelayanan yang diberikan. Jangan sampai terbentuk image buruk bagi usaha kita hanya karena hal-hal seperti tadi. Sayang sekali. Bisa-bisa semua pelanggan kita lari.

Dan dengan berat hati, akhirnya mulai kemarin saya memutuskan untuk pindah langganan ke tempat penyedia jasa yang lain. Kebetulan kemarin malam nggak sengaja ketemu bapak-bapak pengantar air Dzakiya dan langsung deh saya pesen. Alhamdulillah langsung diantar malam itu juga, disaat saya benar-benar membutuhkan air minum utnuk menghilangkan dahaga saya dan mengembalikan cairan tubuh. Hehe ...

Meskipun ada yang bilang ”Mbok jangan pindah ke yang lain, kan ikut memakmurkan usaha ikhwah juga tho?”. Bikin saya ketawa aja. Saya akan dengan senang hati ikut memakmurkan usaha ikhwah dengan menjadi salah satu pelanggannya, dengan catatan : pelayanan terhadap konsumen adalah yang paling utama!

Apapun itu, semoga kedepannya bisa menjadi lebih baik. Mari belajar dari pengalaman di sekitar kita. Sehingga membuat kita tambah berkualitas. OkaY!

Buat para ”pengantar air di NH”, afwan jiddan saya nggak bermaksud menjelek-jelekkan, tapi insya Alloh ini adalah demi kebaikan bersama, keberlangsungan usaha ikhwah. Semoga bisa lebih baik! Amien.

Dzakiya is the best deh!!! (hehe ... tendensius neeh ..)

No comments:

Post a Comment

berkomentarlah yang baik dan sopan, terima kasih.