Saturday, April 9, 2011

Tak Ada Lagikah Ruang Untukku ... Dihatimu?

Sesampainya mereka di rumah, Randy tak ikut masuk.

”Aku keluar dulu. Tidak usah menungguku, mungkin aku pulang agak larut.”

Randy pun melesat meninggalkan Medelina yang termenung di depan pagar rumah mereka. Matanya berkaca-kaca.

Apa kau kecewa padaku? Beberapa detik kemudian, Medelina masuk ke dalam rumahnya.

Sementara itu ...

Randy mengendarai motornya dengan kecepatan sangat tinggi. Hatinya kacau. Pikirannya masih saja terganggu oleh peristiwa yang baru saja terjadi. Ingatannya melayang pada peristiwa di toko buku tempo hari. Saat itu dia melihat Medelina tengah berbincang, entah tentang apa, dengan seorang lelaki yang tak dikenalnya. Dan entah mengapa Randy teringat dengan tulisan yang ada di diary Medelina yang pernah diam-diam dibacanya.

Ucapan lelaki tadi pun masih terngiang-ngiang di telinganya.

Apa dia orangnya? Hingga membuatmu gugup? Aku belum pernah melihatmu seperti itu ... Tidak adakah tempat untukku lagi di hatimu?


Hatinya terasa sakit.

Inikah yang namanya patah hati?

Kenapa tak memberiku ruang dihatimu?

Apakah karena sikapku terlalu dingin padamu, duhai cintaku ...


Ketika sampai di belokan di dekat Karisol Restourant, dari arah depan ada sebuah Inova berwarna silver melaju dengan kecepatan tinggi pula. Lelaki itu terlambat menyadarinya. Dan tabrakan pun tak dapat terhindarkan lagi. Tubuhnya terpelanting dan menghantam jalanan beraspal. Darah mengalir dari kepala dan beberapa bagian tubuhnya.

“Medelina …” ucapnya lemah.

Pandangan matanya menjadi gelap. Hujan gerimis mengguyur jalanan, seakan mengiringi kesedihan dihati lelaki itu.

4 comments:

  1. banyak neh... mau yang mana...??
    ruang tengah, ruang makan... ruang ngup*l juga ada... :c:

    ReplyDelete
  2. kayaknya paling enak ruang yang terakhir noh mbak :d:

    ReplyDelete
  3. kecelakaan ini yg menyebabkan Randy duduk di kursi roda ya Cix?? ^0^

    ReplyDelete
  4. yaiyalah mbak, masa karena ngup*l ...? :j:

    ReplyDelete

berkomentarlah yang baik dan sopan, terima kasih.